Minggu, 15 Juli 2012

KULIAH BUAT APA




            Kuliah buat apa? Setelah menyelesaikan studi di bangku kelas 12 (dua belas), tentu pilihan yang tepat adalah melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Apa tujuan yang sebenarnya melanjutkan studi di perguruan tinggi. Tidak lain adalah ingin mendapatkan pekerjaan melalui gelar yang di sandang. Semua ingin mendapatkan  pekerjaan dan pekerjaan itu tidak berat dan di kerjakan dengan bersantai sehingga setiap bulan mendapat insentip untuk tunjungan hidup. Ini tujuan utama kuliah yakni mendapatkan pekerjaan.
            Sehingga kebanyakan orang tua berusaha sekeras mungkin supaya anaknya dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi. Walaupun tidak ada dana, orang tua rela minjam kesana kemari demi masa depan anaknya. Tujuanya apa, tujuan orang tua adalah agar anaknya selesai kuliah mendapatkan pekerjaan yang layak. Nah…buat apa kuliah,,,jadi kuliah buat kerja bukan menunut ilmu. “Poin satu salah niatnya, dan berakibat penganguran”.
            Bekerja merupakan hal yang harus, karena dengan bekerja akan mendapatkan imbalan agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan demikian prinsip utama kuliah adalah bekerja bukan mendapatkan ilmu. Mahasiswa selalui di hantui dengan bekerja dan terus bekerja sehingga tidak sedikit mahasiswa yang setres ketika selesai melalui pendidikan di perguruan tinggi. “ poin dua, kuliah buat kerja dan berakibat pengangguran”.  Namun sayang seribu sayang, cita-cita ingin bekerja ternyata membawa melatepaka yang mengerikan. Melatepaka itu adalah pengangguran. Banyak sarjana yang mengangur, hal demikian terjadi karena sulitnya lapangan pekerjaan. Setiap tahunya pemerintah membuka lapangan pekerjaan berupa pegawai negri sipil untuk mengabdi pada Negara.
            Namun sangat menyedihkan, pemerintah hanya menerima beberapa persen saja tenaga kerja. Semangkit sulit lapangan pekerjaan yang di cari maka semangkit banyak pengangguran khusunya di Indonesia.  Nah…perlu kita sadari betapa sulitnya mencari lapangan pekerjaan.  Mahasiswa di perguruan tinggi agama islam negri (STAIN) bercita-cita ingin menjadi pegawai negri sipil.
            Mari berhitung, setiap tahunya sekolah-sekolah membutuhkan tenaga pengajar yang berpotensi di bidangnya. Maka terbukalah peluang untuk bekerja, akan tetapi berapa persen guru yang di butuhkan di bandingkan serjana yang telah menyelesaikan studinya. Nah terjadilah pengangguran baru dari kalangan sarjana.
            Dunia modern berarti dunia teknologi, namun penulis berinisiatif membalikan fakta dunia modern  teknologi menjadi dunia tolologia bukan teknologi, nah hati-hati dengan makna ini banyak pembaca yang terjerumus. Inspirasi tolologia ini mengandung makna yang sangat mendalam. Mari kita simak sejenak maksud dan arti dari kata teknologi dan tolologia. Setiap kampus yang sudah di minati maka akan di kejar oleh calon mahasiswa baru. Berapapun biayanya akan di kejar. Nah…berapa banyak output dari perguruan tinggi yang handal dari segi keterampilanya, IQ dan EQnya, tentu jawabanya sedikit. Dan mereka itulah yang bekerja dan yang sisanya pasti akan menganggur.
            Mengapa banyak yang menganggur, nah jawabanya adalah karena ketidak tahuanya mengapa kuliah dan untuk apa kuliah. Banyak mahasiswa yang terseret di dunia modern saat ini dan yang terseret di dunia teknologi yang serba canggih serta tanpa memperhatikan aspek dan sebab dan akibatnya maka akan sangat mudah terseret di dalam pergaulan bebas sehingga waktu yang di gunakan untuk blajar di gunakan untuk bersantai.
            Dengan demikian terseretnya mahasiswa pada arus zaman modern yang membawanya pada pengangguran. Inilah yang di sebut jaman tolologia yakni jamanya sarjana pengangguran atau pengangguran di jaman modern. Berapa juta para sarjana yang menganggur, bahkan banyak para sarja yang melakuka ulah tidak senonoh pada lingkungan masyarakat sebagai ungkapan rasa penyesalan dari pada ketidak berhasilanya memperoleh pekerjaan dari hasil kuliah dan gelar yang di dapat.
            Nah…jelas bukan sebab dan akibat dari pada orang niatnya mau mencari ilmu dengan orangyang hanya ingin mendapatkan gelar saja Mari koreksi diri kita masing-masing, buat apa kuliah dan akan menjadi apa dengan gelar yang di sandang. Apakah akan menjadi problem masyarakat atau akan menjadi orang-orang yang akan di butuhkan masyarakat.
            Teman-teman seperjuangan, kita ini sama-sama mencari ilmu dengan tujuan menjadi orang yang sukses dunia dan sukses juga akhiratnya. Sukses dunia berarti bahagia dalam hidupnya, hartanya mencukupi serta membawa kebahagian lahir batin. Namun dengan ilmu berarti dekat dengan Allah yang memberikan ilmu tersebut sehingga tidak menjadi orang yang kufur nikmat itulah sukses akhiratnya.
            Kuliah bukan untuk mencari pekerjaan akan tetapi kuliah untuk mendapatkan ilmu dari dosen. Jika kuliah hanya untuk memudahkan mendapatkan pekerjaan, maka kecil sekali niat tersebut sehingga berakibat pengangguran. Coba jika kuliah untuk mendapatkan ilmu yakindan yakinlah akan menjadi orang yang sukses dan kesejahteran. Sejahtera jasmaninya dan sejahtera rohaninya.  Kuliah ingin mendapatkan ilmu pasti akan menjadi orang yang kaya dari pada kuliah ingin mendapatkan pekerjaan. Karena orang yang berilmu pasti terampil dalam segal bidang karena ilmu dapat mengantarkanya pada kesuksesan dari pada kuliah sekedar mendapatkan pekerjaan.
            Mulai dari sekarang luruskan niat, Buat apa kuliah “ jawabanaya kuliah untuk mencari ilmu Allah” dan untuk apa kuliah “ jawabanya” “kuliah untuk mencapai kejayaan dunia dan akhiratnya”. Nah…dengan demikian siapapun anda akan menjadi orang yang sukses dunia maupun akhiratnya. Tidak ada istilah pengangguran setelah ini, kerena pengangguran lahir dari orang-orang yang niat salah dalam perkuliahnya atau dalam kuliahnya hanya ingin mencari pekerjaan saja. Saya Crd. A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar