Kuliah buat apa? Setelah
menyelesaikan studi di bangku kelas 12 (dua belas), tentu pilihan yang tepat
adalah melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Apa tujuan yang sebenarnya melanjutkan
studi di perguruan tinggi. Tidak lain adalah ingin mendapatkan pekerjaan
melalui gelar yang di sandang. Semua ingin mendapatkan pekerjaan dan pekerjaan itu tidak berat dan
di kerjakan dengan bersantai sehingga setiap bulan mendapat insentip untuk
tunjungan hidup. Ini tujuan utama kuliah yakni mendapatkan pekerjaan.
Sehingga kebanyakan orang tua berusaha
sekeras mungkin supaya anaknya dapat melanjutkan studi di perguruan tinggi.
Walaupun tidak ada dana, orang tua rela minjam kesana kemari demi masa depan
anaknya. Tujuanya apa, tujuan orang tua adalah agar anaknya selesai kuliah
mendapatkan pekerjaan yang layak. Nah…buat apa kuliah,,,jadi kuliah buat kerja
bukan menunut ilmu. “Poin satu salah niatnya, dan berakibat penganguran”.
Bekerja merupakan hal yang harus,
karena dengan bekerja akan mendapatkan imbalan agar dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup. Dengan demikian prinsip utama kuliah adalah bekerja bukan
mendapatkan ilmu. Mahasiswa selalui di hantui dengan bekerja dan terus bekerja
sehingga tidak sedikit mahasiswa yang setres ketika selesai melalui pendidikan
di perguruan tinggi. “ poin dua, kuliah buat kerja dan berakibat pengangguran”. Namun sayang seribu sayang, cita-cita ingin
bekerja ternyata membawa melatepaka yang mengerikan. Melatepaka itu adalah
pengangguran. Banyak sarjana yang mengangur, hal demikian terjadi karena sulitnya
lapangan pekerjaan. Setiap tahunya pemerintah membuka lapangan pekerjaan berupa
pegawai negri sipil untuk mengabdi pada Negara.
Namun sangat menyedihkan, pemerintah
hanya menerima beberapa persen saja tenaga kerja. Semangkit sulit lapangan
pekerjaan yang di cari maka semangkit banyak pengangguran khusunya di
Indonesia. Nah…perlu kita sadari betapa
sulitnya mencari lapangan pekerjaan.
Mahasiswa di perguruan tinggi agama islam negri (STAIN) bercita-cita
ingin menjadi pegawai negri sipil.
Mari berhitung, setiap tahunya
sekolah-sekolah membutuhkan tenaga pengajar yang berpotensi di bidangnya. Maka
terbukalah peluang untuk bekerja, akan tetapi berapa persen guru yang di
butuhkan di bandingkan serjana yang telah menyelesaikan studinya. Nah
terjadilah pengangguran baru dari kalangan sarjana.
Dunia modern berarti dunia
teknologi, namun penulis berinisiatif membalikan fakta dunia modern teknologi menjadi dunia tolologia bukan
teknologi, nah hati-hati dengan makna ini banyak pembaca yang terjerumus.
Inspirasi tolologia ini mengandung makna yang sangat mendalam. Mari kita simak
sejenak maksud dan arti dari kata teknologi dan tolologia. Setiap kampus yang
sudah di minati maka akan di kejar oleh calon mahasiswa baru. Berapapun
biayanya akan di kejar. Nah…berapa banyak output dari perguruan tinggi yang
handal dari segi keterampilanya, IQ dan EQnya, tentu jawabanya sedikit. Dan
mereka itulah yang bekerja dan yang sisanya pasti akan menganggur.
Mengapa banyak yang menganggur, nah
jawabanya adalah karena ketidak tahuanya mengapa kuliah dan untuk apa kuliah.
Banyak mahasiswa yang terseret di dunia modern saat ini dan yang terseret di
dunia teknologi yang serba canggih serta tanpa memperhatikan aspek dan sebab
dan akibatnya maka akan sangat mudah terseret di dalam pergaulan bebas sehingga
waktu yang di gunakan untuk blajar di gunakan untuk bersantai.
Dengan demikian terseretnya
mahasiswa pada arus zaman modern yang membawanya pada pengangguran. Inilah yang
di sebut jaman tolologia yakni jamanya sarjana pengangguran atau pengangguran
di jaman modern. Berapa juta para sarjana yang menganggur, bahkan banyak para
sarja yang melakuka ulah tidak senonoh pada lingkungan masyarakat sebagai
ungkapan rasa penyesalan dari pada ketidak berhasilanya memperoleh pekerjaan
dari hasil kuliah dan gelar yang di dapat.
Nah…jelas bukan sebab dan akibat
dari pada orang niatnya mau mencari ilmu dengan orangyang hanya ingin
mendapatkan gelar saja Mari koreksi diri kita masing-masing, buat apa kuliah
dan akan menjadi apa dengan gelar yang di sandang. Apakah akan menjadi problem
masyarakat atau akan menjadi orang-orang yang akan di butuhkan masyarakat.
Teman-teman seperjuangan, kita ini
sama-sama mencari ilmu dengan tujuan menjadi orang yang sukses dunia dan sukses
juga akhiratnya. Sukses dunia berarti bahagia dalam hidupnya, hartanya
mencukupi serta membawa kebahagian lahir batin. Namun dengan ilmu berarti dekat
dengan Allah yang memberikan ilmu tersebut sehingga tidak menjadi orang yang
kufur nikmat itulah sukses akhiratnya.
Kuliah bukan untuk mencari pekerjaan
akan tetapi kuliah untuk mendapatkan ilmu dari dosen. Jika kuliah hanya untuk
memudahkan mendapatkan pekerjaan, maka kecil sekali niat tersebut sehingga
berakibat pengangguran. Coba jika kuliah untuk mendapatkan ilmu yakindan yakinlah
akan menjadi orang yang sukses dan kesejahteran. Sejahtera jasmaninya dan
sejahtera rohaninya. Kuliah ingin
mendapatkan ilmu pasti akan menjadi orang yang kaya dari pada kuliah ingin
mendapatkan pekerjaan. Karena orang yang berilmu pasti terampil dalam segal
bidang karena ilmu dapat mengantarkanya pada kesuksesan dari pada kuliah
sekedar mendapatkan pekerjaan.
Mulai dari sekarang luruskan niat,
Buat apa kuliah “ jawabanaya kuliah untuk mencari ilmu Allah” dan untuk apa
kuliah “ jawabanya” “kuliah untuk mencapai kejayaan dunia dan akhiratnya”. Nah…dengan
demikian siapapun anda akan menjadi orang yang sukses dunia maupun akhiratnya.
Tidak ada istilah pengangguran setelah ini, kerena pengangguran lahir dari
orang-orang yang niat salah dalam perkuliahnya atau dalam kuliahnya hanya ingin
mencari pekerjaan saja. Saya Crd. A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar