Add caption |
Iqra bismirobbikalazi khalaq, “bacalah dengan nama tuhan yang
menciptakan kamu”. Ayat ini sangat erat kaitanya dengan keilmuan bahwasanya
betapa penting ilmu dalam mengarungi kehidupan dan mendapatkan kebenaran. Orang
yang jauh dari kebenaran adalah orang yang jauh dari keilmuan sedangkan orang
yang dekat dengan kebenran dan dekat dengan
sang pencipta yakni Allah.
Islam hadir sebagai cahaya dalam kehidupan karena islam selalu
mengajarkan kepada budaya-budaya yang menuju pada budaya kebenaran. Bukan
menjadi masalah jika orang-orang islam yang mengaku beragama islam di KTP
berkoar-koar dalam mengabarkan jika dirinya islam, namun yang menjadi
permasalahan adalah orang-orang islam yang tidak berilmu dan selalu mengikuti
budaya barat sehingga lebih dekat pada kemaksiatan, berbudaya kebaratan dan
berbau kesyirikan sehingga sangat mudah islam di lecehkan akibat dari
orang-orang islam itu sendiri yang tidak memiliki ilmu dan budaya ilmu.
Barat merupakan warisan ilmu yang tidak di ragukan lagi, namun satu
sisi yang salah dari Barat adalah Barat tidak memiliki ilmu kebenaran yakni
ilmu Allah (hidayah Allah). Barat sebagai Negara yang terbesar dalam pengembangan
teknologi karena Barat merupakan Negara pencinta ilmu. Barat selalu cinta
budaya sehingga barat selalu menyisikan waktu 12 jam menjadi waktu yang
produktip. Empat jam untuk istirahat sedangkan delapan jam untuk berpikir maka
tidak heran jika barat mampu mengembangkan keilmuan baik itu ilmu budaya maupun
ilmu teknologi.
Budaya barat sangat indah namun budaya barat selalu mengacu dengan
pertantangan Alqur’an salah satunya adalah budaya barat yang baik adalah budaya
keilmuan dan budaya yang bertentangan adalah barat tidak mau mengakui kebenaran
Al-quran sehingga peradaban barat selalu mengacu pada peradaban yang jahiliyah.
Budaya lahir dari kebiasaan-kebiasan manusia, namun budaya tidak
lepas dari kehidupan manusia. Islam juga merupakan budaya, namun budaya islam
adalah budaya yang menyeru pada Allah dan selalu mengutamakan kebaikan dan
kerukunan sesama manusia diantaranya manusia memerlukan Allah sebagai sang
kholik tempat meminta dan mohon pertolongan sedangkan manusia membutuhkan
manusia satu dengan manusia yang lainya untuk melengkapi dalam kehidupan.
Manusia tidak lepas dari tuhanya (Allah) karena manusia membutuhkan
tuhan sebagai tempat meminta dan mengadu. Manusia juga tidak akan hidup jika
manusia itu hanya sendirian karena manusia mahkluk social. Karena manusia
membutuhkan Allah tempat meminta dan manusia membutuhkan manusia yang lain
sebagai mahkluk social maka lahirlah budaya yakni budaya keimanan, manusia
meyakini adanya tuhan (Allah) dan mencintai sesama mahkluk.
Dengan lahirnya budaya tuhan maka adapula undang-undang yang telah
di atur oleh tuhan yakni Allah SWT. Undang-undang tersebut sebagai penegak
hokum yang adil berdasarkan undang-undang yang telah di cantumkan Al- qur’an.
Al-qur’an merupakan undang-undang yang telah di atur oleh Allah yang tidak dapat
di rubah maupun di tawar-tawar kecuali karena hal-hal yang telah di permudah
oleh undang- undangal- qur’an tersebut.
Seperti wudhu, jika akan shalat seharusnya bersuci dengan air
karena wudhu adalah perintah Allah untuk bersuci ketika akan melaksanakan
shalat, dan tidak sah shalat seseorang jika tidak berwudhu. Undang-undang al-
quran mengenai wudhu tidak dapat di ganggu gugat namun karena ada undang-undang
yang memudahkan manusia dan tidak memberatkan manusia berdasarkan undang-undang
keringan dari Allah maka shalat akan sah jika bertayamum karena bebrafa factor
yang menyebabkan tidak bisa bersuci dengan menggunakan air.
Budaya barat selalu menjadi pinjakan manusia di akhir-akhir ini.
Dimana budaya barat merupakan budaya yang paling modern dan dia anggap budaya
yang paling gaul sehingga mengundang banyak pihak dan menjerusmuskan banyak
orang pada limbah kenistaan. Hal demikian terjadi karena rendahnya antara ilmu
dan islam.
Sangat memprihatinkan di saat-saat para remaja tumbuh dewasa sudah
tersiram budaya yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Sehingga dampak budaya tersebut merancu generasi islam
sehingga lambat laun budaya islam akan terkikis dan sirna. Fakta telah banyak
di bicarakan oleh para ulama-ulama terkemuka yang resah dengan budaya barat
yang merusak keimanan dan kreakter para generasi islam.
Suku qurasy terkenal dengan budaya mabuk-mabukan, perzinahan,
pembunuhan dan mengundi nasib dengan anak panah. Dalam menjalani kehidupan suku
qurasy tidak pernah mengenal ras maupun keiman sehingga hidup penuh dengan
kejahiliyaan. Budaya jahiliyah ini sirna ketika islam hadir dan mampu merubah
kebiasaan-kebiasaan dan budaya bangsa arab terdahulu. Kehadiran islam membawa
suatau perubahan dan mampu diaplikasikan oleh masyarakat yang memeluk islam
sehingga dengan islam dapat merubaha budaya jahilaiyah menjadi budaya islam.
Nabi Muhammad adalah contoh sosok pemimpin yang adil dan amanah.
Dengan keadilan dan amanah yang di pikulnya mampu di laksanakanya membawa
perubahan yang sangat siknifikan dan mampu merubah dan merombak struktur budaya
jahiliyah arab. Begitu juga dengan para sahabat yang memiliki visi dan misi
yang sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad yakni menegakkan budaya islam dan
menanamkan kepada masyarakat ketauhidan di dalam setiap insan sehingga dapat
merubah pola hidup bangsa arab yang tadinya jahiliyah kini menjadi budaya
islamiah.
Pola hidup yang tidak sejalan dengan islam akan membawa problem
yakni problem aqidah. Problem aqidah membawa pada jalan yang menjerumuskan
yakni budaya jahiliyah walaupun tidak secara langsung di rasakan namun dampak
dari semua itu akan merubah dan merusak keimanan sehingga jadilah
manusia-manusia jahilah modern.
Dampak Peradaban Barat Terhadap Generasi Muda Islam
Lady gaga akan konser di Indonesia pada enam Juni. Kehadiran lady
gaga ini banyak di bicarakan oleh ormas-ormas islam sehingga banyak
oramas-ormas islam yang menantang kehadiran lady gaga ke Indonesia. Mengapa hal
ini di terjadi?
Ini merupakan bentuk kepedulian umat islam terhadap generasi islam.
Perlu di kenal siapa lady gaga sebenarnya. Lady gaga adalah seorang artis barat
yang terkenal sehingga banyak para penggemarnya yang menanti kedatanganya di
Indonesia. Siapa penggemarnya? Penggemarnya adalah generasi islam yang belum
kenal dengan ilmu islam sehingga sangat mudah di pengaruhi dan rusak budaya
keislamanya.
Buadaya ini sangat rentan bagi generasi muda khusunya para remaja
islam. Perkembangan akhir-akhir ini islam telah ternodai dengan berbagai ulah
dari generasi islam sendiri. Mengapa hal demikian bisa terjadi. Problem ini
akan di jawab bersama oleh individu dan para pemimpin bangsa.
Pendidikan yang seharusnya mampu membawa perubahan pada jiwa remaja
maupun orang tua kini tidak memberikan sedikitpun perubahan dan sikap serta
tingkah laku yang mengarah dunia dan pendidikan islam. Sikap, kreakter dan
budaya sopan santun sudah hilang pada jiwa anak. Hal demikian di sebabkan oleh
menyusupnya budaya asing pada lembaga pendidikan dan budaya islam.
Peradaban barat di kenal sebagai peradaban yang menganut sistem
kebebasan. Maka apabila ada orang barat yang hidupnya dari kecil tidak meminum
minuman keras maka dia akan di jauhi oleh temanya bahkan di katakana kuno.
Sehingga mau tidak mau budaya tersebut harus di lakukan dan di ikuti. Inilah
peradaban barat yakni peradaban yang menganut sistem budaya kebebasan.
Di barat tidak mengenal tuhan, karena tuhan sudah dianggap mati.
Hokum agama di barat tidak berlaku yang ada hanyalah hokum kebebasan dalam
bersikap maupun bergaul. Agama dianggap kuno bahkan siapa yang beragama di
barat maka dialah orang yang paling kuno dan tidak berkembang.
Atas ketidak puasan ini akhirnya barat menutup setiap gereja dan
menjadikan gereja tersebut diskotik tempat bersenang-senang antara laki-laki
dengan perempuan asalkan suka sama suka. Budaya ini telah merambah di Indonesia
sehingga beberapa lembaga pendidikan kewalahan menghadapi situasi yang demikian
bahkan lembaga pendidikanpun tidak mau mengambil pusing peran pendidikan
terhadap siswa-siswinya.
Peradaban Pada Masa Rasulullah SAW
Sikap dan ahlak Rasulullah SAW adalah salah satu pendidikan yang
perlu di tiru dunia. Namun sikap ini sangat sedikit yang memahaminya karena
begitu gencaranya budaya barat merasuk di dalam tubuh umat islam. Ketika Rasulullah
SAW menerima wahyu yang pertama maka lahirlah peradaban yakni peradaban iman.
Peradaban iman ini mengacu pada pendidikan dan kreaktir
bangsa-bangsa yang masih jahiliyah. Ketika perintah untuk mengenal tuhan
berarti menegakkan keimanan di dalam hati, jiwa maupun raga setiap yang
bersyahadat sehingga terbentuklah suatu peradaban yang mendidik kerah yang
positip dan melahirkan generasi-generasi yang unggul yang tidak menjadi problem
umat.
Peradaban jahiliayah merupakan peradaban yang jauh dari kebenaran
yakni manusia tidak mengenal tuhan yang menciptakanya. Maka dari itu, setelah
wahyu pertama turun yakni surah al- alaq 1-5, maka manusia di perintahkan untuk
membaca siapa tuhan yang menciptakanya dan untuk apa manusia di ciptakan.
Dengan demikian berarti manusia harus menjauhi sifat-sifat yang berdampak dan
melanggar larangan dan perintah tuhan.
Bersyahadat dan mengangungkan tuhan semesta alam di setiap waktu
merupakan peradaban yang hilang pada jiwa dan ruh kaum muslim pada saat ini.
Pada masa kejayaan islam, islam menjadi UU yang snagat adil dalam mengatur
kehidupan manusia. Sehingga tidak ada lagi problem yang di temukan di
tengah-tengah masyarakat pada masa itu karena islam dan iman telah mengakar di
dalam jiwa setiap individu muslim.
Budaya islam merupakan budaya al- qur’an yang mengatur setiap sikap
dan tindak tanduk manusia. Karena al- qur’an di turunkan sebagai hudan pentujuk bagi manusia. Jika ada manusia
yang menjauhi al-qur’an maka manusia tersebut akan jauh dari kebenaran dan akan
sulit mendapatkan ke tenagan hati karena ketengan jiwa maupun hati ada pada
iman yang mempelajari dan mengamaalkan isi dari al-qur’an itu sendiri. oleh
karena itu sikap dan prilaku rasulullah merupakan sikapnya al-quran. Bang siapa
yang mengikuti ajaran rasulullah serta mengamlkanya dalam kehidupan sehari-hari
maka dia merupakan orang yang menegakan peradaban pada individu, keluarga dan masyarakat.
Peradaban pada masa modern
Indonesia meruapakan Negara yang mayoritas beragama islam. Namun
Indonesia merupakan Negara yang jauh dari peradaban. Hal pakah yang menyebabkan
islam di Indonesia yang mayoritas di golongkan sebagai Negara yang jauh dariperadaban
atau budaya islam itu sendiri. Pekerjaan besar yang menantang kaum muslimin
agar menyadari hal demikian.
Budaya muslim di Indonesia khusunya merupakan budaya yang mengacu
pada budaya kebarat-baratan. Maka tidak heran jika ada orang islam yang dalam
ke hidupanya tidak pernah shalat, tidak pernah puasa, berjudi dll, karena
budaya dan keimanan yang lemah disertai rendahnya keilmuan.
orang-orang barat yang ingkar pada kebenaran
Sangat sulit untuk memecahkan problem pada masa kini, karena
problem tersebut telah mengakar pada jiwa setiap individu-individu muslim itu
sendiri. problem itu adalah jauhnya iman orang-orang islam pada kebenaran yang
telah di contohkan Rasulullah SAW.
Kini peradaban islam telah musnah sedikit-demi sedikit karena ulah
dari orang-orang islam itu sendiri. Jangan menyalahkan salah satu pihak namun
salahkan diri kita sendiri apa penyebab budaya islam itu telah terkikis dan
hilang yang menjadi panutan adalah budaya barat itu sendiri. Hal demikian tidak
di sadari oleh kaum muslimin yang mengaku beriman dan bertaqwa kepada Allah.
Indonesia tidak memiliki budaya yang dapat di pegang teguh lagi
karena Indonesia lebih mengarah pada budaya kebaratan. Budaya barat tersebut lahir
dari televisi yang menjadi panutan sehingga al-qur’an menjadi tontonan. Dengan
demikian maka tidak heran lagi jika budaya islam sudah tidak ada lagi pada jiwa
dan kreakter individu kaum muslimin yang
mayoritas di Indonesia.
Berqur’an Berarti Menegakan Peradaban
Setiap hamba yang menjadikan al-qur’an sebagai petunjuk dalam
hidupnya dan menegakanya di dalam dirinya sendiri, keluarganya dan lingkunganya
maka berarti menegakan peradaban islam dan membangunkembali peradaban yang
telah di contohkan rasulullah. Dan sangat rugilah orang-orang yang menjauhi
al-qur’an karena orang yang jauh dari al-qur’an akan jauh dari peradaban
sehingga akan di golongkan Allah sebagai manusia-manusia yang membuat kerusakan
di permukaan bumi.
Nabi Muhammad SAW ketika menyiarkan islam kepada suku qurasy (kafir
qurasy) tentu membawa perubahan yang sangat tidak terduga sehingga kejayaan dan
kekuasaan ada di tangan kaum muslimin. Budaya yang lahir dari
kebiasaan-kebiasaan yang telah di ajarkan rasulullah terhadap masyarakat qurasy
menjadi budaya yang mengakar sehingga budaya bangsa arab pada masa kejayaan
islam di warnai dengan keindahan dan kedamaian.
Al- qur’an yang di wariskan nabi Muhammad kepada umatnya merupakan
suatu muzizat yang sangat luar biasa sehingga orang-orang mukmin tidak akan
bisa terlepas dari yang namanya al-qur’an. Menjunjung tinggi budaya bangsa arab
pada masa kini merupakan mengabadikan kejayaan islam pada masa Rasulullah SAW,
Bani Umayyah dan Abassiyah yang yang berani menantang budaya kefasikan. Menjadi
tolak ukur, dengan mengamalkan isi dan kandungan al- qur’an berarti menumbuhkan
kembali kejayaan islam pada masa dimana pada saat ini islam sudah mulai
terpuruk dan budaya islam telah ternodai dengan budaya bangsa yahudi yang
memunsuhi islam.
Ini pertanyaan besar, apakah orang-orang islam sadar bahwasanya
betapa indahnya suatu budaya yang dapat melahirkan generasi dan sikap, prilaku
maupun pergaulan manusia sesama manusia untuk menjalin hubungan kekerabatan
untuk menciptakan perdamain dan kembali kepada tuhanaya. Budaya yang baik
adalah budaya yang tidak pernah mengenal sikap dan prilaku menyimpang dari
perintah agama yakni al-qur’an sebagai sumber peradaban dan membangun kembali
serta menata kembali islam dan bangsa dengan al-qur’an.
Masa Kejayaan Islam dan Melahirkan Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah
SAW
Pembangunan Masjid Nabawi, Riwayat mengatakan, ketika Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah, di perjalanan, unta yang ditunggangkan Rasullulah berhenti di suatu
tempat dan pada saat itu juga Rasullullah memerintahkan agar di tempat tersebut
dibangun sebuah Masjid. Rasullulah ikut serta dalam pembangunan masjid
tersebut. Ini membuktikan adanya sebuah kerja sama sosial antara umat manusia
dalam rangka membangun masjid dan membangun peradaban islam dari mesjid. Masjid
tersebut digunakan oleh kaum muslimin sebagai tempat beraktivitas selain
beribadah seperti belajar, memutuskan perkara mereka, berjual beli maupun
perayaan besar. Kerja sama ini mengkerucut menjadi sebuah silaturahmi yang
mempersatukan umat muslimin.
Persaudaraan antara Kaum Muhajirin dan Anshar, Rasulullah SAW juga mempersaudarakan
semua umat muslimin yang berasal dari kaum manapun, setelah mempersatukan umat
maka perlu dilakukan sebuah penguatan ikatan sehingga persatuan tidak dapat
digoyahkan oleh siapapun. Terjadi sebuah sifat saling berbagi, suka duka
ditanggung sendiri, orang yang membutuhkan dibantu, inilah yang terjadi.
Sehingga persaudaraan umat muslimin lebih kuat daripada hanya persaudaraan yang
berdasarkan keturunan. Semangat persaudaraan ini akhirnya melahirkan peradaban
dan budaya islam.
Kesepakatan untuk Saling Membantu antara Kaum Muslimin dan
Non-Musliminm,
Di Madinah, ada tiga umat manusia pada saat itu, yaitu kaum muslimin,
orang-orang Arab, serta kaum non-muslimin, dan orang-orang Yahudi (Bani Nadhir,
Bani Quraizhah, dan Bani Qainuqa). Rasulullah membuat sebuah kesepakatan yang
dikenal dengan piagam madinah mengenai terjaminnya keamanan dan kedamaian
diantara umat beragama. Piagam ini merupakan tonggak awal terbentuknya sebuah
toleransi antar umat beragama dalam suatu wilayah untuk tidak terprovokasi
serta terwujudnya peradaban islam.
Peletakan Asas-Asas Politik, Ekonomi dan Sosial. Di Madinah, Rasulullah SAW memulai
dakwah mengenai ajaran Islam yang didapat dari wahyu-wahyu Allah yang berisikan
seluruh aturan dan pedoman hidup manusia. Pada dakwah-dakwah ini lah umat
manusia tidak hanya kaum muslimin diajarkan mengenai konsep dasar hidup. Ilmu
pengetahuan seperti teknologi, ilmu-ilmu sosial, ekonomi, politik, serta budaya
diajarkan, agar manusia dapat hidup berdampingan secara damai tanpa takut ada
terjadi suatu masalah. Jika terjadi suatu masalah, maka setiap orang memiliki
peran yang digunakan untuk melakukan musyawarah, langkah apa yang sebaiknya
dapat diambil.
Mari kita petik
pelajaran dari sejarah Nabi Muhammad SAW bagi kehidupan kita sehari-hari. Bahwa
bila manusia telah memiliki bekal ahlak yang mulia atau budi pekerti yang baik,
memiliki prinsip untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, memiliki citra pribadi
baik, jujur amanah dan dapat dipercaya tentulah ia layak menjadii pemimpin
bangsa Indonesia yang akan mebawa bangsa dan negara menuju kejayaannya.
Dengan situasi
kondisi Indonesia seperti sekarang ini kegigihan dan keteguhan Nabi Muhammad
memperjuangkan keadilalan layak diteladani oleh bangsa pada umumnya dan
pemimpin Indonesia pada khususnya. Kegigihan dan keteguhan itu diperlukan untuk
memberantas kemaksiatan, kejahatan pada kemanusian, koruptor dan bentuk
ketidakadilan lainnya serta meperjuangkan keadilan dan kesejahteraan yang
merata bagi bangsa Indonesia untuk menegakan kebenaran demi terwujudnya
peradaban islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar