Minggu, 04 Maret 2012


Bissmillahirahmanirahim, segala puji hanya untuk Allah yang telah memberikan hidayah dan hinayahnya kepada seluruh kaum muslimin  yang terpilih sebagai mahkluk pilihan, karena pilihan Allahlah yang menjadi manusia yang terbaik sebagai mahkluk yang beruntung.

Semua itu karena kasih sayang Allah kepada orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa kepadanya. Tanpa ada rasa bosan dan ketersinggungnya dalam mengurus manusia antara siang dan malam dan malam kembali siang dan yang mengatur peredaran bumi pada porosnya. Semua itu karena Allah maha kuasa atas segala-galanya.

Selawat beriring salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda nabi besar Muhammad  SAW yang telah mengantarkan manusia pada jalan yang lurus, dari gelap menjadi terang kembali dan dari bodoh menjadi pintar aqidahnya. Semoga Allah mencurah limpahkan selawat kepadanya dan Allah memuliakan setiap hambanya yang selalu berselawat kepada Nabinya Muhammad SAW sebagai rasa hormat dan kasih sayangnya kepada setiap hambnya.

1.2 POKOK PERMASALAHAN

1.3 PANDANGAN AL- QUR’AN
“ Dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat” aku hendak menciptakan khalifah di bumi” mereka berkata apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah disana, sedangkan kami bertasbih memujimu “ dia berfirman, “ sungguh, aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” ( Al-baqarah(2) : 30 ).

Ketika Allah menawarkan amanah kepada gunung untuk menjadi wakil Allah di bumi, gunung menolak karena ketidak sanggupanya, dan ketika Allah menawarkan amanah ini kepada lautan, lautan menolak.  Namun setelah Allah menawarkan amanah ini kepada manusia, dengan sombong manusia menyanggupinya.

1.4 Peran Akal

Manusia adalah mahkluk yang di ciptakan Allah yang di lengkapi dengan bekal yang lengkap yang tidak di miliki mahkluk lainya yakni akal. Namun yang membedakan manusia dengan hewan hanya satu yaitu akal. Jadi, akal merupaka gabungan rasa dan pikir. Akal sebagai perasa dan memikirkan tujuan dari kehidupanya.

Sedangkan hewan atau binatang adalah mahkluk yang di ciptakan tanpa akal namun tetap di lengkapi nafsu. Dengan demikian tingkah laku hewan adalah sifat kebinatangan yang tidak memiliki rasa malu sehingga perbuatan semaunya asalkan itu senang dan memang telah menjadi kodratnya sebagai hewani.

RUMUS PERMASALAHAN

Pada perinsipnya manusia yang di lengkapi  Allah akal, mampu membedakan mana yang menjadi prilaku  manusia dan mana prilaku hewani. Selain itu sering terjadi penyimpangan antara manusia dengan hewan yakni manusia selalu meniru gaya hewan atau binatang.

1.5 Fungsi Akal
Apakah yang membedakan antara manusia dan hewani,  manusia memiliki visi dan misi dan pembangunan sedangkan hewan hanya bersifat hidup alami artinya hewan tidak memiliki visi dan misi dan hanya melakukan makan dan kawin.

Binatang atau hewani, tidak memiliki prinsip karena hidupnya sudah dalam satu garis yakni makan, kawin dan mati artinya sifat alami kebinatangan. Berbeda dengan manusia yang memiliki akal. Jadi, fungsi akal sebagai alat manusia, memikirkan dan merasakan sebagai fungsi dan tujuan manusia di ciptakan.


1.6 Prinsip Manusia dan Binatang
Manusia memiliki prinsip yang sangat potensi dalam mengarungi  kehidupan, karena dengan akal manusia dapat melakukan pembangunan dan  perubahan di dalam dirinya.  Dengan demikian sangat wajar jika manusia melakukan hal-hal atau perbuatan yang mengarah pada arah yang positiv ketimbang hewan yang berbuat seenaknya tanpa memperhatikan adap dan sopan santun. mengapa, lagi-lagi karena hewan tidak memiliki akal dan perinsip visi dan misi.

1.8 Perbedaan manusia dan Binatang
Perintah dan kewajiban seperti lantunan  lagu dari mulut seorang artis yang terkenal, begitu diyanyikan banyak yang mendegarkanya dan banyak yang hapal dengan lirik lagu tersebut. Begitu lagu tersebut selesai di nyayikan semuanya bubar dan berlepas diri dari tanggung jawabnya masing –masing dan melupakanya.

 Begitulah ibarat antara perintah dan larangan hanya sekedar nyayian belaka yang sedikit sekali manusia memahaminya dan melaksanakanya. Sikap dan tingkah laku manusia di pengaruhi oleh akal, setiap gerakan dan tingkah laku manusia terlebih dahulu melalui akal. Akal yang sehat adalah akal yang mampu menerima dan mencegah serta dapat membedakan mana yang menjadi perintah yang harus di laksanakan dan mana yang menjadi larangan.

Oleh karena itu setiap aktivitas anak adam terlebih dahulu di cerna oleh akal, setiap akan melakukan tindakan terlebih dahulu di pertibangkan oleh akal. Apakah setiap yang akan di lakukan membawa manfaat dan apakah semua ini di anggap baik oleh masyarakat.

Jadi, pada dasarnya perinsip manusia sebagai mahkluk yang di karunia akal harus mampu berprilaku yang baik dan tidak berprilaku seperti hewan yang berprilaku semaunya walaupun itu di depan umum berbuat yang penting hapy. Sifat kebinatangan tersebut tidak ada yang terheran-heran dan bertanya mengapa binatang bisa kawin di depan umum dan kenapa dia tidak merasa malu.

Lagi-lagi ini semua karena binatang tidak memiliki akal untuk berpikir. Maka wajar saja jika prilaku hewan tidak mengundang amarah orang karena kesalahanya mengawini hewan lain, atau berprilaku semaunnya di depan umum. Hanya orang-orang yang kurang sehat akalnya yang berprilaku seperti hewan.

Binatang atau hewan adalah mahkluk yang tidak di berikan akal oleh Allah. Namun binatang di berikan kelebihan oleh Allah seperti  tenaganya dapat di gunakan membajak sawah ( kerbau ) dan kuda sebagai alat mengejar waktu ( tenaga lari yang kuat ). Oleh sebab itu binatang sebagai mahkluk yang dapat di kendalikan dan selalu patuh jika  digunakan setiap saat membajak sawah dan mengejar waktu.

Binatang tidak memiliki visi dan misi. Hewan hanya hidup secara alami hanya sekedar hidup dan tidak mengejar akhirat apalagi ilmu. Jika ingin kawin maka langsung kawin tanpa di proses sedikitpun atau melalui akad nikah. Semuanya di lakukan asalkan mau kawin entah itu depan umum atau tidak yang penting kawin. Itulah yang di sebut binatang ( hewan ).

Manusia di ciptakan Allah di bumi juga sebagai hamba yang mengabdi kepadanya dan menjauhi sifat kebinatangan. Perinsip manusia adalah untuk membangun berkelanjutan dan memiliki visi dan misi sebagai perjungan membela Allah sebagai tuhan yang benar dan sebagai hamba yang taat. Makan sebagai kelangsungan hidup, dan kawin sebagai generasi perjuangan hidup.

KESIMPULAN DAN SARAN
Sifat kebinatangan ini lahir dari budaya barat yang kemudian di tiru oleh kaum muslimin di selurh dunia khusunya di indonesia. Apakah ini kesalah orang tua yang mendidik atau orang tua yang tidak paham bagaimana cara mendidik anak yang benar dan tetap pada jalan Allah. Semua faktor permasalahan dapat di buktikan secara infiris.

Ternyata orang tua yang menjadi  vigur utama oleh anak kini berbalik menjadi musuh karena orang tuanya tidak paham si anak akan di arahkan kemana.

Pertanyaan yang sering mengundang amarah orang-orang yang beriman, bahwasanya ini adalah PR besar menuntaskan permasalahan tersebut agar tidak terjadi sifat kebinatnganya. Maka sangat wajar jika Allah menyatakan sesungguhnya manusia itu lebih hina dari pada binatang ternak.\

Oleh sebab itu dalam menentukan tujuan hidup sepantasnya manusialah yang paling sempurna dan paling di istimewakan oleh Allah karena akalnya yang mampu merekayasa dan membuat suatu peristiwa yang di sebut saat ini tegnologi yang canggih dan modern berserta kemampuanya dalam menggali lmu Allah.
mengapa, karena hewan tidak memiliki akal dan cita-cita besar. Jadi, sifat kebinatangan sangat jelas dan sudah tidak heran lagi apabila seekor ayam jantan dalam sehari mampu mengawini ayam betina sepuluh ekor. Adakah manusia seperti ini padahal memiliki akal dan kitab suci yang memuat perintah dan larangan Allah.
Jika ada manusia yang bersikap dan berprilaku tidak lebih dari hewan atau bintang, maka mansuia tersebut tidak lebih dari binatang bahkan lebih hina lagi dari pada binatang ternak.

Sudah seharusnya manusia kembali ke jalan kebenaran dengan perbanyak membenah diri dan memohon ampun kepada robbi. Dengan menggunakan akal sehat selalu mengkaji kemabli ayat-ayat yang telah diturunkanya. Jauhi sifat kebinatangan karena dapat merusak sifat dan ahklak supaya Allah tidak menghina manusia dengan sebutan manusia lebih hina dari pada binatang ternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar