Rabu, 21 Maret 2012

KATA PENGANTAR PENULIS

segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam, tempat kami menyembah, tempat kami meminta pertolongan, tempat kami memohon ampunan dan tempat kami berlindung. Barang siapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkanya dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk.

Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, tuhan yang esa, tuhan yang maha  pengasih dan maha penyayang  dan aku bersaksi bahwasanya nabi Muhammad adalah utusan Allah, nabi yang umi, nabi sebagai suri tauladan dan penutup akhir jaman.

Amma ba’du

Tidak henti-hentinya ungkapan yang paling dalam dari hati kecuali ungkapan rasa syukur dari seorang penulis  kepada robbnya yaitu Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tidak dapat di hitung sehingga penulis dapat berusaha mencari ilmu Allah SWT demi menegakkan kebenaran. Bukankah Allah maha berkahendak atas segala sesuatu di dunia ini, maha besar Allah yang menjadikan bumi dan langit berserta isinya penuh dengan rahmatnya.

pendidikan adalah sebagai modal pertama meraih kesuksesan. Pendidikan merupakan kunci membuka ilmu pengetahuan dan pendidikan menjadi jembatan menuju pintu kesuksesan serta sebagai kaca mata moral dan aqidah sebagai tolak ukur.

Pada awalnya, pendidikan lahir dari seorang rasul yang umi (buta huruf). Selama lima tahun bergua hiro memikirkan dan merenungi apakah hakikat hidup dan dimana kebenaran itu di dapatkan. Perenungan bukan berarti melamun atau memikirkan hal-hal yang mengada-ada, namun perenungan sebagai pencari kebenaran untuk umat sehingga kebenaran tersebut dapat di buktikan dengan  turunya (Qs. Al- alaq 1-5).
Dengan turunya perintah iqra (bacalah), berarti pendidikan lahir dengan cara membaca. Seorang anak yang berusia lima tahun  agar dia bisa membaca dan menulis harus dengan melalui pendidikan TK (taman kanak-kanak) sebagai proses awal membuka pengetahuan dan pengenalan.

Setelah berusia enam tahun anak tersebut harus mengikuti pendidikan dasar (SD). Apakah dia sudah kenal dengan guru barunya, tentu belum. Maka yang harus dilakukan seorang guru terhadap anak didiknya tentu perkenalan terlebih dahulu sebagai proses kegiatan belajar dan mengajar. Proses pengenalan tersebut dapat juga diartikan dengan membaca siapa guru dan siapa murid.

Dengan berbagai macam karakter dan tingkah laku, seorang guru harus bisa menyesuaikan diri dan selalu bersifat sabar terhadap anak didiknya. Ini merupakan proses awal mendidik anak. Bagaimana guru mengenal muridnya, bagaimana murid mengenal gurunya dan bagai mana cara belajar yang baik dan efektif  agar anak tidak mudah bosan. Ini dapat diartikan sebagai pendidikan guru mengenai karakter dan cara mendidik. Namun hal utama yang harus di miliki seorang guru adalah mempelajari karakter murid.

Berbicara mengenai pendidikan sangat luas bahkan sangat luas sekali. Dalam makalah saya ini hanya mengupas sedikit mengenai pendidikan, insya Allah dengan izin Allah saya akan tetap berusaha mencari metode-metode pendidikan yang baik untuk anak didik dan bagi guru yang mendidik agar pendidikan di Indonesia bekualitas.
Jadi, peranan pendidikan dalam menempuh kehidupan sangatlah penting. Berdasarkan fungsinya pendidikan mampu mengubah daya berfikir dan dapat meransang daya berfikir ke arah kecerdasan emosional.

Negara maju, kemampuan sumber daya manusia yang meningkat dan modern karena pendidikan. Demikian berarti pendidikan dari proses membaca dan menulis sebagai awal lahirnya dunia pendidikan karena peranya sangat penting bagi kehidupan manusia karena merupakan pintu menuju kesuksesan dunia maupun akhiratnya.

Mengigat kembali sejarah pada masa keemasan islam, pada masa ke emasan itu membuat islam menjadi perhatian serius oleh negara-negara luar. Seperti Ibnu Sina yang di juluki bapak kedokteran, Imam Al-Ghazali sebagai pengobar semangat berilmu, Ibnu Tamiyah, gagah melawan kemungkaran dengan pena dan Ibnu Khaldun ilmuan yang bergelar aneka bapak.
Dengan kehadiran toko ilmuan tersebut, membuat islam mampu bangkit dari keterpurukan sehingga sejarah selalu mengenang dan mempelajari inti pemikiran toko islam dan mampu membuat islam menjadi harum kembali. Semua itu di peroleh lewat membaca, berpikir dan terus menulis dan di abadikan kepada seluruh umat islam untuk mengikuti jejaknya sebagai jalan hidup manusia. Kebangkitan seperti inilah yang di tunggu-tunggu seluruh umat islam.

Sejarah pada tahun 1945, pada tanggal 6 -9, naga saki dan herosima di bom atom oleh tentara sekutu sehingga tentara banyak yang mati, harta benda hancur luluh, bangunan rata dengan tanah. Kekalahan dalam perang tersebut berdampak negatif bagi jepang, namun dengan sedikit kekuatan akhirnya jepang mampu bangkit kembali dari kehancuran.

Bagi bangsa yang mengenal ke ilmuan masa itu, apakah dengan kekalahan perang memicu semangat supaya balas dendam agar membalas kekalahan tersebut, atau menghitung berapa jumlah tentara yang tersisa. Jepang punya perinsif yang menarik yaitu dengan gigihnya jepang berteriak berapa guru yang masih tersisa.
Jepang akhirnya mengambil keputusan dengan mendidik generasi muda untuk di didik dan di sekolahkan sampai keluar negri walaupun pada saat itu masih ada guru yang tersisa namun Jepang punya tekad untuk bangkit dari keterpurukan dengan pendidikan.

Terbukti, jepang akhirya mampu bangkit dari kehancuran dan mampu menata kembali negaranya menjadi berwawasan yaitu dengan pendidikan. Coba lihat, betapa banyak teknologi canggih yang di impor dari Jepang dan berapa ratus ribu jiwa manusia yang menggunakan sepeda motor honda hasil produksi Jepang.
Lagi-lagi Jepang dapat bangkit dari peristiwa yang pahit. Tidaklah Jepang mampu mengungkapkan pribahasa” kekalahan dan kehancuran bukanlah segala hal mustahil untuk bangkit”.  Mari kita belajar dari masa ke emasan islam oleh para ilmuan islam sampai ke negara nonislampun kita juga belajar dengan mereka agar dapat menciptakan generasi beru yang dapat merubah Indonesia menjadi negara maju. Namun, sedikit metode yang di rubah yakni dengan kembali kepada nilai-nilai islam yaitu” pendidikan berbasis tauhid”.
Terima kasih saya ucapkan kepada ustad Nasfi Arsyad selaku ketua pendidikan kampus yang telah merencanakan program lomba karya tulis ilmiah berserta para panitia yang telah bersusah payah, namun ini semua demi menciptakan kader yang mampu berdakwah lewat menulis dan berwawasan intelek yang mampu memecahkan problematika umat suatu saat kelak.

Dengan melahirkan ide-ide yang mulia ini berarti sadar betapa pentingnya pendidikan bagi generasi dan bangsa ini untuk memjaukan dan menjadikan bangsa dan negara yang bermartabat dengan melalui dunia pendidikan. Namun pendidikan di dalam makalah ini memberikan solusi yang baik dan semoga dapat di terima masyarakat kelak demi anak-anakanya yaitu mendidik anak dengan berbasiskan tauhid.
Terutama sebagai generasi islam, mari tingkatkan pendidikan khsusunya pendidikan yang berbasisikan tauhid  agar mencapai kejayaan dan kemenagan dari hal-hal yang dapat merusak akal dan akidah generasi didik dan dapat melahirkan generasi yang unggul dan memiliki senjata yang ampuh yaitu pendidikan berbasis tauhid.


Lemahnya pendidikan berarti meruntuhkan nilai-nilai ketauhidan dari seorang muslim. Oleh karena itu, jadikan pendidikan sebagai landasan utama dalam menempuh dunia agar mencapai suatu kejayaan yaitu kejayaan berislam, terjaganya aqidah dan moral sehingga islam dapat unggul.
Jadi Nabi Besar Muhammad SAW sebagai contoh meraih kejayaan melalui pendidikan membaca (iqra) dan negara jepang dapat menjadi pembelajaran kesuksesannya membangun dan menjadi negara yang canggih karena eratnya pendidikan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menggugah hati betapa pentingnya pendidikan.

Mengutamakan pendidikan anak atau peserta didik memang sangatlah penting dalam ke hidupan karena nilai yang paling berharga dandengan pendidikan berarti memupuk daya berpikir anak atau peserta didik agar mudah merangka daya berpikir dan mampu bersaing dengan dunia pendidikan lain.

Sangat di anjurkan kepada seluruh pejabat negara, elemen masyarakat dan keluarga agar lebih serius lagi dalam menjadikan pendidikan sebagai ajang perubahan yang mampu di handalkan suatu saat. Menumbuhkan dan mengembangkan daya berpikir anak menjadi pemikir yang kuat dan handal di butuhkan potensi. Potensi itu adalah dengan menempuh tahapan yang berjenjang yakni pendidikan.
Negara berserta rakyat harus bersatu padu menuntas segalaga kebodohan dan ketertinggalan, ketertinggalan dan kobodohan itu dapat di selesaikan melalui pendidikan. Namun pendidikan yang manakah yang mampu menggerakan dan merangka anak pada daya pikir yang unggul.

Tentu pendidikan itu adalah pendidikan formal maupun informal. Itupun tidak cukup. Namun yang lebih penting lagi adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai amanu kepada Allah dan akan menata kembali negara, masyarakat dan lingkungan dengan pendidikan. Pendidikan itu adalah pendidikan tauhid yang akan mengantarkan negara dan bangsa ini kepada martaba yang lebih tinggi karena terkandung nilai-nilai keimanan dan keindahan.

Pesan penulis kepada yang membaca, semoga lebih mementingkan pendidikan nilai yaitu nilai keislaman yang berahklak dan berbudi pekerti serta mampu menciptakan generasi yang unggu dan mampu di uji kemampuanya dalam bidang apapun baik itu umum maupun agama. Baik agamanya dan aqidahnya maka baik pulalah pendidikanya dan baik pendidikanya maka baik pulalah agama dan aqidahnya. Keduanya sangat saling mendukung dan saling melengkapi kemampuan manusia untuk berpikir. Ayo utamakan pendidikan berbasis tauhid.

BAB I
           1.1  PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
A.    PENTINGNYA PENDIDIKAN

Membahas mengenai pendidikan, pada hakekatnya pendidkan di fokuskan pada tiga fungsi pokok pendidikan, yang pertama, pendidikan sebagai penegak nilai, kedua, pedidikan sebagai pengembang masyarakat, ketiga, pendidikan sebagai pengembang potensi manusia. Berdasarkan tinjauan umum fungsi pendidikan:

1.      Pendidikan Sebagai Penegak Nilai

Pendidikan mempunyai nilai yang sangat penting dan sangat penting eratnya dengan nilai-nilai agama maupun  kemasyarakatan. Selain itu pendidikan merupakan penegakan nilai dalam keyakinan setiap individu masyarakat. Dengan demikian untuk memelihara nilai-nilai dan serta agar melestarikan  nilai-nilai dalam masyarakat harus dengan pendidikan.

Oleh karena itu, pendidikan dapat memelihara keyakinan dan mendapatkan ketenangan sehingga dapat melaksnakan hak kemanusiaan serta terciptanya kedamaian. Dengan demikian nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dapat dijadikan landasan dalam anggota masyarakat

2.      Pendidikan Sebagai Sarana Pengembangan Masyarakat

Pendidikan sangat besar pengurahnya terhadap perkembangan masyarakat. Pendidikan menjadi moment utama ketika manusia hadir di bumi. Pendidikan sangat berpengaruh dalam merubah gaya berpikir masyarakat dalam sarana dan prasarana pengembangan baik itu pengembangan dalam pembangunan negara, pembangunan nilai-nilai masyarakat dan pengembangan kreatifitas masyarakat untuk berpikir dan inovatif.

Pengaruh pendidikan di dunia pendidikan dapat diartikan sebagai dunia peradaban karena ingin mengembangkan dan memajukan sebuah negara atau menanamkan nilai-nilai yang sangat potensial terutama harus dengan pendidikan.

3.      Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Potensi Manusia

Melalui program pendidikan diharapkan dalam potensi setiap individu dapat berkembang dengan lebih baik serta kemampuan untuk masa yang akan mendatang dapat teruji serta memilki potensi dalam pengembangan nilai-nilai. Nilai-nilai itu di antaranya nilai pembangunan, nilai masyarakat cerdas, nilai masyarakat kreatif dan inovatif dan nilai kemajuan dalam pendidikan.
           
Pendidikan juga diharapkan supaya dapat melahirkan generasi-generasi yang mampu membawa suatu perubahan dan mampu mengembangkan generasi pelanjut yang akan mendatang dengan pendidikan. Sehingga dalam ranah suatu masyarakat tercipta generasi-generasi pendidikan yang handal.

Bagaimana pendidikan dapat mengembangkan potensi masyarakat. Tentu ini menjadi program masyarakat yang menyadari betapa pentingnya pendidkan sebagai agen perubahan. Pendidikan dapat melahirkan masyarakat yang disiplin, berkembang, dan maju dalam segala bidang. Peranan pendidikan dalam anggota masyarakat tidak dapat di pisahkan karena hal utama dalam kehidupan.

B.     Pendidikan di Tinjau Secara Umum

a. Pendidikan Formal
Dalam UU No. 20 tahun 1989 tentang sisitem pendidikan nasional, berbunyi” bahwa setiap warga negara di wajibkan mengikuti pendidikan formal menimal samapai tamat SMP”.
UU No. 20 tahun 2003 tentang SIKDIKNAS yakni:pendikan adalah usaha besar sadar terancana untuk memwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta secara aktive mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual ke agamaan, pengendalian diri, kpribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di perlukan  dirinya, lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan formal adalah pendidikan yang  di selanggarakan pada umumnya di sekolah-sekolah. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas mulai dari pendidikan dasar (SD), pendidikan menegah ( SLTP ), sekolah menegah atas atau yang sedrajat sampai perguruan tinggi.Pendiikan formal berifat sistem matis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, mulai dari sekolah dasar ( SD ) samapai perguruan tinggi
b.      Pendidikan Nonformal

Pendidikan non formal adalah pendiikan yang pada umumnya banyak terdapat pada usia dini dan kegitanya bukan pada sekolah-sekolah namun diluar sekolah seperti TPA ( taman pendidikan Al- qur’an ), sanggar tari dan pendidikan anak usia dini ( PAUD ) dsb.

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang bersifat membangun cara berfikir anak-anak usia dini yang lebih dominanya walaupun ada juga ynag bersifat pelatihan yang bersifat pelatihan seperti sanggar tari yang tidak ada di sekolah-sekolah sebagai kegiatan yang di adakan di di lingkugan tertentu sebagai usaha kreaktif masyarakat mewariskan keterampilan. Ini semua atas kesadaran betapa pentingnya bagi masyarakat pendidikan baik itu secara formal maupun non formal.

c.                    Pendidikan Informal

Pendidikan informal lebih cendrung sebagai pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk belajar secara mandiri yang di lakukan secara atas kesadaran.  Pendidikan informal adalah pendidikan utama setelah pendidikan formal dan nonformal. Mengapa, karena pendidikan informal bersifat kesadaran individu untuk masa depan betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan dan sebagai perubahan menambah wawasan dan kemampuan.

Pendidikan informal mampu menambah wawasan yang lebih tinggi ketimbang pendidikan yang di lakukan secara formal karena pendidikan formal sebagai pendukung saja bagi anak meningkatkan skilnya. Dari segi kualitas dan kuantitasnya pendidikan formal yang di dukung oleh para guru di sekolah hanya bersifat pengarahan dan membantu peserta didik berfikir dan menyelesaikan masalah.

Pendidikan formal hanya mampu membantu meningkatkan skil anak didik hanya dua puluh persen sedangkan delapan puluh persen kembali ke individu anak dan orang tua. Artinya apa, betapa pentingnya pendidikan yang bersifat informal yang berasal dari individu menambah wawasan mengulangi  sejauh mana para anak didik menguasai materi yang di terimanya dari sekolah. Lagi-lagi kembali kepada setiap individu anak didik agar kembali terus mengulang dan mengulang kembali materi supaya betul-betul menguasai.
C.                 Pendidikan Islam

pengertian pendidikan dapat diartikan berdasarkan sumber yang menilai atau yang memfungsikanya. Jika pendidikan di nilai oleh masyarakat umum berarti pendidikan umum, namun jika pendidikan di nilai dari pihak agama,maka pendidikan bercorak dan berkurikulum agama dan kandunganya- pun mengandung nilai-nilai  kebaikan atau budaya sebagai peradababan islam.
Pendidikan berwawasan kemanusian memberikan pengertian bahwasaanya pendidikan harus memandang manusia sebagai subyek pendidikan yang berbasis islam dan bernilai tauhid. Pendidikan tauhid adalah pendidikan yang mengajak, menuju dan bersifat kebenaran serta mengandung makna pengesaan Allah supaya berprilaku yang islami sesuai yang di ajarkan oleh nabi Muhammad sebagai bapak pendidikan.

Pada dasarnya, islam sebagai agama yang sempurna yang memberikan nilai-nilai kebenaran. Nilai-nilai itu adalah pendidikan yang memberdayakan fungsi fitrah manusia agar dapat memfungsikan dirinya mencari kebenaran dan terus belajar membaca alam sebagai obyeknya. Manusia sebagai subjek yang mempelajari yang menuliskanya tentang nilai-nilai pendidikan islam yang bernilai kebenaran dan kesucian.
Islam adalah agama yang memandu manusia supaya selalu mencari dan mengkaji kebenaran. kebenaran itu akan di dapatkan melalui pendidikan membaca dan di tuliskan agar seluruh manusia dapat mempelajari dan mengetahuinya serta sebagai penanaman nilai-nilai islam didalam individu, lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara.
1.                  Fungsi pendidikan dalam prefektif islam
Mengenai pembahasan pendidikan islam bisa jadi sangat luas. Namun disini akan di bahas secara singkat mengenai fungsi pendidikan islam. Adapun fungsi pendidikan agama diantaranya:
a.                   Pendidikan Agama Sebagai Pengembangan

Pengembangan sebagai meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT. Tujuan utama pendidikan islam pada dasarnya sebagai modal awal menanamkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik yang belum tumbuh menjadi tumbuh keimanan dan ketaqwaannya sebagai bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar seorang anak dapat menanamkan dalam dirinya nilai-nilai islam.

b.              Pendidikan Islam Sebagai Penanaman
Pendidikan sebagai awal menanamkan nilai-nilai agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan lingkunganya, baik itu lingkungan fisik maupun
lingkungn formal agar tidak mudah terpengaruh dengan budaya-budaya yang dapat merusak aqidah.

c.              Pendidikan Islam Sebagai Perbaikan
Pendidikan islam sebagai perbaikan kesalahan, kelemahan, kekurangan dan keyakinan agar dapat menjalankan islam secara keseluruhan. Ini semua tujuan utama pendidikan islam menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak dan orang tua.
d.             Pendidikan Islam Sebagai Pencegahan
Hal demikian dengan tujuan untuk menangkal hal-hal negatif dari diri sendiri, ligkungan serta budaya bersifat negatif. Pendidikan agama juga sebagai pencegah   generasi pelanjut dari kehancuran moral dan aqidah dengan tujuan kelak dapat melahirkan generasi-generasi yang penuh dengan keimanan.
e.              Pendidikan Islam Sebagai Pengarahan
Dengan menanamkan nilai-nilai islam pada diri peserta didik berarti membangun pondasi yang kokoh sebagai benteng dari ambrukya kehancuran moral dan budaya islam pada dirinya dan lingkunganya. Menanamkan nilai-nilai islam sebagai pengarahan kepada peserta didik supaya dapat membedakan yang hak dengan yang bathil.

RUMUS MASALAH
pendidikan akan mengalami ketimpangan dan akan melahirkan lulusan yang tidak unggul baik itu pendidikan formal, nonformal maupun informal bahkan kepesantrenan. Kegagalan pendidikan, apabila tidak mampu meningkatkan kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) dengan nilai-nilai keislaman berdasarkan pendidikan berbasis ketauhidan.
TUJUAN PENULISAN
a.       Mampu menjelaskan pengertian pendidikan umum dan tujuan pendidikan secara umum.
b.      Dapat menjelaskan pendidikan secara formal, nonformal dan informal secara umum.
c.       Dapat menjelaskan fungsi pendidikan dalam prepektif islam.
MANFAAT PENULISAN
a.       Dapat menuangkan inspirasi baru untuk mendukung pendidikan umum maupun pendidikan yang berbasis ketauhidan.
b.      Melahirkan generasi yang berpendidikan, memiliki karakter keislaman dan keunggulan dengan ketauhidan.
c.       Menjadikan generasi muda agar memiliki pendidikan yang berbasis ketauhidan.
d.      Agar mengutamakan pendidikan tauhid sejak dini.
e.       Agar masyarakat mengetahui pendidikan yang mampu membawa perubahan, pencerahan dan pencegahan serta membawa nilai-nilai islam.

BAB II
1.2 PEMBAHASAN
A.    PENDIDIKAN BERBASISKAN TAUHID

A.    Arti Tauhid
Tirmizi ibnu Al- mundzir  dan Ibnu abi Hatim, sesungguhnya tauhid itu adalah pangkal ibadah dan peraktek tauhid adalah peraktek secara nyata.

1.        Keutamaan Tauhid Dalam Pendidikan
Umat islam harus memiliki keilmuan yang dalam dan segala keputusanya di sandarkan dengan ilmu. Dengan demikian islam menyadari keterbatasan manusia sehingga manusia perlu yang namanya pendidikan. Pendidikan harus berdasarkan ajaran rasulullah SAW tidak menyimpang dari nilai-nilai keislaman dan selalu mengajak dekat dengan Allah SWT dan berprilaku yang islami kepada seluruh mahkluk ciptaanya.

Pendidikan adalah keutamaa dan kewajiban yang harus di tempuh oleh seluruh manusia mulai dari dia mulai berbicara sampai akan kembali lagi keliang lahat. Betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan. karena jika akan menuju jenjang atas harus dengan pendidikan.

Ajaran utama yang harus di pegang adalah ketauhidan yakni mengajarkan dan mendidikan anak didikan agar selalu berprilaku yang islami penuh dengan ajaran Rasulullah dan menanamkan nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah agar menjadi anak yang unggul dan berprestasi.

Konsep pendidikan yang harus dimiliki oleh orang tua kepada anak-anaknya yakni dengan menanamkan nilai-nilai qur’ani. Nilai qur’ani adalah nilai yang mengajarkan peserta didik agar berprilaku baik, tidak berprilaku menyimpang dan jauh dari nilai-nilai keislaman sehingga mudah terperosok kejurang kehancuran aqidah.
Keutamaan tauhid tauhid dalam pendidikan adalah menanamkan nilai-nilai islam dan mengajak peserta didik agar selalu mengesakan Allah dengan menjauhi laranganya dan melaksanakan perintahnya serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaanya serta membangun pondasi yang kokoh pada aqidah peserta didik sehingga tidak mudah goyah dalam menghadapi pengaruh luar yang bernuansa negative.

Ketika berada di lingkunngan yang lebih tidak mengutamakan nilai-nilai islam, seorang anak tidak akan mudah terpengaruh karena dari awal sudah ditanamkan nilai-nilai tauhid. Dengan demikian, pendidikan yang berbasis tauhid sangat penting demi membangun kecerdasan emosional(EQ)dan kecerdasan spiritual anak demi mencetak generasi yang intelek yang beradab karena memiliki ahklaqul qarimah.

a.                   Pendidikan tauhid sebagai Fransportasi Budaya
Sebagai proses tranpormasi budaya pendidikan tauhid diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya islami dari suatu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yang terkadung di dalam pendidikan tauhid adalah menanamkan nilai dan budaya kejujuran, kesopanan, prasangka baik, sikap tanggung jawab dan mampu mengimplementasikan islam sebagai pendidikan yang utama dalam lingkungan formal dan informal.
b.                  Pendidikan tauhid sebagai proses pembentukan pribadi islami
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan tauhid dapat diartikan sebagi kegiatan sistematis yang mengarah pada nilai-nilai islam untuk pribadi dan lingkungan keluarga.
Proses pendidikan yang berlangsung malalui tangga sebagai proses mencari dan meningkatkan nilai-nilai tauhid yang memiliki kejiwaan yang mengandung nilai-nilai islam dan jauh dari nilai-nilai negatif sehingga terbentuklah pribadi  memiliki sikap yang qur’ani jauhi dari kemungkaran.
c.                   Pendidikn tauhid sebagai penyiapan kader dan generassi yang unggul
Pendidikan tauhid sebagai penyiapan kaderisasi sebagai kegiatan yang terencana untuk membekali generasi baru penuh dengan nilai-nilai yang tertanam di dalam jiwanya yaitu nilai ke islaman yang tangguh. Dengan pendidikan yang berbasis tauhid jaga mampu mengarahkan dan mengerakan kejiwaan agar mampu menjadikan daya pikiranya dengan keimanan.
Dengan menanamkan ketauhidanya pada masa kini berati mencegah dan menumpuk anak didik atau peserta didik agar mampu membedayakan mana yang hak dan mana yang bathil.

2.                  TUJUAN PENDIDIKAN BERBASIS TAUHID
Tujuan pendidikan tauhid memuat tentang nilai-nilai ahklak, aqidah, adab-adab, kemulian dan posisi sebagai kaum yang beriman kepada Allah SWT. Tujuan pendidikan yang berbasis tauhid menduduki posisi terpenting diantara komponen pendidikan lainya.
Pendidikan yang berlandasan nilai-nilai qur’ani di utamakan semata-mata mengarah dan mengendalikan serta mampu mencapai tujuan yang sangat mulia di sisi Allah bahkan di sisi manusia sekalipun. Dengan menanamkan pendidikan yang berkerakter qur’ani berarti mengendalikan dari kehancuran aqidah dan mengarahkanya pada nilai-nilai ketaqwaan.

Tujuan pendidikan yang di tujukan sebagai tujuan akhir yang akan di capai oleh semua lembaga pendidikan baik itu umum mupun sekolah ke agamaan baik itu yang bersifat formal maupun nonformal sebagai tujuan kesuksesan mencapai tingkat nilai. Nilai berarti kemampuan, kemulian, yang di berikan pada tingkatan maupun pada seseorang yang di anggap memiliki kemampuan atau menguasai bidang tertentu.

3.                  PENDIDIKAN UTAMAKAN TAUHID
Pendidikan yang mengutamakan ketauhidan berarti pendidikan  yang menanamkan nilai-nilai keislaman kepada peserta didik atau sebagai pengembangan, penanaman nilai, perbaikan, pencegahan dan pengarahan agar mampu menciptakan individu lingkungan ,masyatrakat, negara dan bangsa yang menganut pendidikan yang lebih mengutamakan pendidikan.
Dalam pencapaianya pendidikan tauhid harus benar-benar mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai aqidah kepada seluruh peserta didik agar menjadikan agama sebagai keutamaan dalam bermasyarakat dan bergaul serta menjaui hal-hal yang berbau negative.

Seorang guru, harus mampu menguasi sifat dan kerakter peserta didik dengan tujuan supaya  peserta didik dapat mengikuti dengan baik dan tidak menumbuhkan kebosanan mulai dari ynag kecil hingga yang besar..

4.                  PENDIDIKAN HARUS TAUHID
Ketika tanggal 17 Ramadhan, Muhammad mendapat wahyu pertama yaitu Al –alaq 1-5. Dengan kunci membaca, menulis, mengajar dan menulis. Kata-kata ini selalu di kaitkan dengan dunia pendidikan sehingga tidak heran jika pendidikan selalu di kaitkan dengan dunia pendidikan dan sebagai landasan ke hidupan.
Baik dan buruknya sifat dan sikapnya manusia di kaitkan dengan pendidikan selalu di kaitkan dengan kambing hitam tak kala apabila alumnusnya berbuat negative. Sebagi contoh terorisme berdasarkan kurikulum ke pesantrenan, koruptor menjamur akhirnya muncul kurikulum materi koruptor.
Kembali kepada ayat Allah, turunya ayat sebagai perintah membaca dan menulis  (Q.s  Al- alaq dan Q.s Al- qalam) telah menjadikan harus seiring dengan nama Allah dan mengikuti jejak Rasulullah. Itu artinya pendidikan harus bermuara dan juga bermuara pada nilai-nilai  ketauhidan kepada Allah SWT.
Yakni pendidikan pengesaan Allah, mengenal kekuasaanya, mencintainya dan menjauhi laranganya. Sebab hakekat pendidikan atau pemberian ilmu yang benar  dan bermanfaat semuanya berasal dari Allah karena dialah yang mampu mengentaskan manusia dari kebodohan.
5.                  KEBERHASILAN PENDIDIKAN
Dapat di katakan keberhasilan apabila lembaga pendidikan mampu melahirkan anak didik atau peserta didik yang unggul dan dapat di buktikan di masyarakat sehingga pendidikan tersebut dapat melahirkan kembali generasi yang unggul. Dengan demikian tingkat keberhasilan tersebut dapat di ukur dari berapa banyak ouput yang mampu mengimlementasikanya terhadap masyarakat, sehingga ke gunaan dan manfaatnya di rasakan oleh masyarakat luas.
6.                  KEGAGALAN PENDIDIKAN
Ali bin abu thalib berkata” barang siapa yang mengenl dirinya, maka dialah yang mengenal tuhnya”.  Kedua ungkapan ini saling melengkapi sebab pada akhirnya tujuan pendidikan harus sampai pada pengenalan yang sesungguhnya terhadap Allah SWT.

Penulis mengindevikasikan kegagalan pendidikan tauhid apabila ada lembaga pendidikan baik itu MI, MTS, MA kepesantrenan maupun perguruan tinggi. Lalu dalam proses pendidikan akhirnya tidak berakhir pada tauhid atau tidak menghasilkan lulusan  yang berbasis  tauhid maka proses pendidikan itu dapat di katakan batal total.

Ini semuanya akibat dari kesalahan dalam menentukan tujuan pendiikan yang tidak bermuara pada tauhid maka lulusan dari lembaga-lembaga pendiikan banyak yang rusak nilai-nilainya baik itu moral, keyakinan dan shalatnya.

7.                  Pranan Pendidikan Tauhid Dalam Pembentukan Generasi Bangsa
Era globalisai seakan tidak bisa dibendung lajunya memasuki setiap sudut kelemahandan menjadi bumerang. Era ini memaksa setiap individu  dan negara harus mampu bersaing satu sama yang lain baik itu antar individu maupun antar negara.
Pendidikan menjadi agen perubahan yang mampu mengerahkan masyarakat globalisai yang penuh dengan kejahiliyaan karena pangaruh budaya Barat. Dengan pendidikan ketauhidan, dengan izin Allah SWT maka akan membuka mata hati manusia yang buta dan penuh dengan dosa agar mau kembali kejalan kebenaran.

Pendidikan tauhid memiliki tiga tahapan:
1.      Tilawah, membaca ayat Allah SWT. Dengan membaca ayat-ayat Allah dan memahami makanya berarti memberikan pencerahan pada hati agar mendapat cahaya ilahi. Tidak hanya itu, membaca ayat-ayat Allah berarti membaca tanda kekuasaan Allah dan mengambil hikmahnya yaitu kembali kepada Allah.
2.      Tazkiyah, mensucikan jiwa. Bertauhid berarti bertobat dan meminta ampun kepada Allah agar mau kembali kejalanya dengan sungguh-sungguh. Mensucikan jiwa berserta raga dari segala dosa yang pernah di lakukan dan tidak akan mengulanginya lagi demi ketenagan jiwa dan raga karena hidayah Allah SWT.
3.      Mengajarkan Al-qur’an dan Al-hikmah. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada orng lain dan hikmah yang terkandung di dalamnya dengan tujuan dapat memberikan pemahaman betapa pentingnya nilai-nilai ajaran islam. Mengajak dan melarang manusia melakukan hal-hal yang mudarat serta mengajak keluarganya supaya lebih mengutamakan pendidikan berbasis tauhid kepada generasi.

Pendidikan tauhid dapat merubah kebodohan moral dan aqidah  atau yang lebih di kenal dari jahiliyah menuju umat yang berperadaban. Dengan selalu memotivsi dan selalu mengeroksi diri dari hal-hal yang bersifat negatif menuju yang bersifat fositif. Namun yang menjadi bumerang apabila pendidikan yang lebih mengutamakan kurikulum umum tanpa menggabungkan kurikulum pendidikan tauhid sebagai pengimbang lajunya arus budaya gobalisasi.

Hal yang wajib di ketahui oleh seluruh elemen islam agar mengutamakan pendidikan yang berbasis ketauhidan kepada peserata didik atau anak didiknya sebagai pondasi atau landasan berpijak ketika dewasa menghadapi budaya liberalisasi yang dapat merubah keyakinan. Dengan mengutamkan pendidikan yang berbasiskan ketauhidan berarti mencegah dari hal-hal yang bersifat negatif yang datang dari budaya luar maupun budaya dalam.

Peranan tauhid adalah menciptakan manusia-manusia yang berakal sehat agar menanamkan di dalam jiwanya Allah sebagai tuhan dan Muhammad sebagai nabi atau dengan menjauhi segala laranganya dan melaksanakan segala perintahnya. Pendidikan adalah mesin pencipta manusia-manusia yang berahlak mulia yang membawa citra keislaman yang baik dan beribawa.

Sebagai mesin tauhid yang tangguh, berarti menciptakan generasi dengan nilai dan budaya keimanan dan jauh dari nilai-nilai dan budaya barat sehingga menjadi generasi yang ingkar dan kufur nikmat. Perlu adanya pembenahan di dalaman ligkungan masyarakat maupun negara. Pembenahan itu adalah dengan pendikian yang berbasiskan ke tauhidan sehingga terciptnya negara yang iman, aman dan nyaman.

B.                 Warning, Pilih Pendidikan yang Lebih mengutamkan Cita-cita
Semangkin berkembangnya dunia pendidikan maka semangkin banyak muncul lembaga-lembaga yang hanya mengejar keuntungan tanpa mengutamakan tujuan utama pendidikan. Sangat memprihatinkan banyaknya muncul lembaga-lembaga pendidikan masa kini perlu di waspadai karena banyak oknum dengan sengahja mendirikan lembaga pendidikan dengan tujuan mencari keuntungan yang sebesar besarnya sehingga dengan berbagai cara di lakukan karena persaingan dengan pendidikan yang lain.
Kasarnya, pendidikan demikian dapat di artikan sebagai bisnis mencari keuntugan sehingga sekolah-sekolah tersebut memilih kurikulum yang tidak sesuai dengan kepentingan dan masa depan pendidikan anak. Bagi orang tua yang memiliki anak yang akan di sekolahkan ayang akan menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka di harapkan agar lebih mengutamakan pendidikan yang sesuai denga cita-cita anak tersebut.
Dengan tujua agar dapat menyatukan visi dan misi anak agar sejalan dengan impian atau dengan apa yang di cita-citakanya dan yang paling utama adalah lebih mengedepankan pendidikan anak dengan bimbingan agama yaitu sekolah yang kurikulum ketauhidan yang mengedepankan agama bukan filsafat.
Kembali ketopik, disitu juga dapat dimengerti bahwasanya jika tidak cermat dalam memilih pendidikan, maka jangan heran jika lulusan sekolah tersebut banyak yang tidak berkualitas karena anak sekolah asal mau mendapatkan ijazah saja tanpa mengutamkan skil sebgai bekal di masa depan. Maka berhati-hatilah dengan pendidikan yang mengutamkan berbasis bisnis bukan tauhid.
C.                Pendidikan Sebagai Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
Pendidikan merupakan hal pokok sebagai kebutuhan manusia dari lahir sampai berakhir. Sebagai manusia yang di ciptakan Allah sebagai makhluk yang sempurna yakni kelebihan akal yang tidak di miliki oleh makhluk lainnya. Fungsi akal tersebut sebagai memikirkan tentang kekuasaan Allah dan menjadikannya tuhan selain allah.

Untuk mendukung pendidikan tersebut dengan terus meningkatkan pendidikan baik itu sifatnya formal maupun informal karena keduanya sangat saling mendukung . Dengan melakukan pendidikan demikian berarti mengasah kemampuan dengan akal melalui proses-proses itu adalah  sebagai langkah  awal cara kerangka otak berfikir.
Melalui potensi terukur, harus melalui pendidikan, begitu juga menyalurkannya harus dengan pendidikan. Jadi, pendidikan sangat mendukung perkembangan setiap individu sebagai jembatan menyalurkan dan menuangkan bakat atau potensinya. Oleh karena itu pendidikan sebagai pendukung sumber daya manusia yang berkualitas.

Sumber daya sendiri akan memudahkan setiap individu atau peserta didik untuk berkarya atau mengolah potensi dirinya dengan imajinasi baru. Dengan sumber daya manusia yang baik akan membantu menjalani kehidupan yang semakin maju dan modern ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu bersaing guna menghasilkan hal baru kepada sumber daya yang episien.
Menjadi tantangan berat bagi individu yang menyadari betapa pentingnya pendidikan. Pendidikan sebagai jembatan menuju kesuksesan berfikir peserta didik. Dengan berkembangnya jaman menjadi tantangan bagi dunia pendidikan menjadikan anak didik yang unggul dan berpotensi.

Hal-hal yang perlu di persiapkan bagi orang tua adalah harus mampu berfikir modern dan mendorong sekuat mungkin si anak agar dapat sukses dan terus bergerak mengutamakan pendidikan demi kemajuan dan pertumbuhan dirinyaagar dapat bersaing dengan dunia luar.
Persiapan itu tidak Cuma mental namun hal yang penting adalah mencari pendidikan yang menanamkan nilai-nilai keislaman kualitas anak menjadi positif dan tidak timpang ke arah kiri
Mengutamakan pendidikan tauhid sebagai modal dan sumber kemanusiaan merupakan hal pokok pendukung kemajuan kecerdasan akhlaq,sikap dan aqidah dari pengaruh luas yang dapat merobohkan keyakinan seseorang.

A.                            Pengaruh pendidikan tauhid.

a.              Pengaruh Pendidikan Tauhid Terhadap Anak .

1.      Definisi pendidikan cukup luas. Pendidikan anak sebagai tauhid sebagai proses penanaman nilai-nilai ke islaman,agar menjauhi larangan allah dan melaksanakan perintahnya,sebagai pola berfikiryang tidak tahu menjadi tahu . aspek ini meliputi pengetahuan pendidikan tauhid

2.      Pengaruh pendidikan tauhid bagi anak          

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan umum maupun agama sebagai merubah daya berfikir anak. Dengan pengaruh positif berarti menghindari anak pada hal-hal yang bersikap negatif. Anak yang baru menenmpuh pendidikan tauhid karena karena pendidikan mampu merubah sifat dan kreakter pribadi anak untuk menuju kepada hal-hal yang lebih positif.

B.            Manajemen Pendidikan Tauhid

 Seorang anak ketika lahir dari perut  seorang  ibu dalam keadaan bersih ibarat sebuah kertas kosong. Namun tergantung apa yang akan di goreskan di dalam kertas tersebut. Jika yang di goreskan itu tinta emas maka mulilah dia, namun jika tinta hitam yang di goreskan, maka kotorlah dia. Oleh karena itu beberapa tips agar hati dapat diisi dengan tinta emas diantarany adalah:

1.              Memilih Dosen yang Pandai Mengajar Agama Islam
Dengan memilih berarti kewaspadaan yang tinggi. Dengan memiliki berarti kewaspadaan yang tinggi, dengan memiliki juga berarti mencari mutu dan kualitas. Untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak aqidah  dan menjauh dari Allah. Maka carilah guru atau dosen yang mahir dalam memahami agama dan terus memintanya agar selalu memotivasi agar tidak keluar dari aqidah menimbulkan kufur nikmat.
2.              Memilih Guru dan Dosen Yang Bijak
Guru atau dosen yang bijak dapat menemukan perbedaan dan kekarang setiap siswa maupun mahasiswa. Karena setiap individu berbeda kreakter sehingga perlu guru maupun dosen yang handal menemukan dan menyatukan perbedaan tersebut.
Dengan menemukan guru atau yang bijak akan mudah untuk berkonsultasi. Selain itu guru atau dosen yang bijak. Akan mudah mengambil kebutusan  yang positip yang sifatnya ke agamaan. Guru atau dosen yang bijak dapat mendukung individu  mengutamakan pendidikan dengan nilai keislaman.
3.              Memilih Guru Dan Dosen Yang Terpercaya Aqidahnya       
Mencari lembaga kampus yang benar-benar mampu membawa pada cahaya ilahi. Memang cukup berat bahkan nyaris tidak ada. Ini adalah tantang berat lagi para orang tua dan siswa dan mahasiswa yang akan mempertahankan aqidah dan mendapatkan pencerahan.

Carilah lembaga pendidikan yang benar-benar mampu membuat aqidah menjadi kokoh. Walaupun tidak ada namun, tetap berusaha dan carilah guru atau dosen yang aqidahnya dapat di percaya agar tidak membalikan fakta sehingga menyulitkan untuk bertukar pendapat.

C.                 Ke-Unggulan Pendidikan Berbasis Tauhid

Dunia pendidikan memeng telah menjadi kebutuhan paling utama sebagai penyerap ilmu dan mengolah otak untuk berpikir. tidak jarang dan tidak sdikit para oknum yang menjadikan pendidikan sebagai basisi bisnis bukan basis kecerdasan berdasarkan ke tauhidan.
Ke- unggulan pendidikan juga telah di raih oleh sekolah-sekolah yang sisitem pendidikanya berjenjang. Sekolah yang unggul adalah sekolah yang benar-benar memvokuskan anak didiknya sebagai manusia yang akan berguna bagi rakyat masa depan kelak. Ke utamaan ini menjadi perhatian serius oleh para guru, dosen dan orang tua wali atau bahkan peserta didik lainya.

`menciptakan pendidikan yang berkualitas memang tidak mudah, namun usaha dan upaya yang terus di lakukan merupakan salah satu bentuk kesadaran tinggi karena peranan pendidikan adalah nomor satu di dunia. Meraih kesuksesan harus dengan ilmu, ilmu itu diantaranya ilmu kesadaran yang tinggi, tekad yang kuat dan pantang menyerah.

 Dari mana mendapatkan semua itu, semua itu di dapatkan dari pendidikan yang bersifat informal. Oleh sebab itu , pendidikan tidak akan merubah suatu peserta didik jika tidak berdasarkan kesadaran yang tinggi dan  tidak akan mampu dunia ini di tempuh jika tidak melalui jembatan yang utama yakni pendidikan.
Tentulah pendidikan menjadi perbincangan para pengajar dengan yang di ajarkan. Perbincangan itu tidak jauh dari pertanyaan” Apakah sekolah ini mampu memotivasi anak didiknya kepada kesadaran”. Ini memang pertayaan yang selalu timbul baik itu dari kalangan masyarakat maupun dari kalangan departemen pendidikan. Persoalan-persoalan ini sulit di selesaikan jika bukan atas kesadaran bersama antar kedua fihak yakni pengajar dengan pelajar.

Jika pendidikan yag di ajarkan kepada murid telah memenuhi ketria, maka sekolah tersebut sudah di katakan pendidikan yang unggul. Namun, sebenarnya pendidikan itu sangat lemah dan sangat lemah. Mari di tinjau sejenak letak kelemahanya. Pendidikan umum memberikan jadwal kepada guru agamanya hanya seminggu sekali itupun  hanya dua jam.

Apakah ini sudah memenuhi standar pendidikan yang di katakan unggul. Lagi-lagi ini adalah kelemahan bukan ke unggulan. Ke lemahan ini jarang di sadari dan sulit sekali untuk di sadari oleh para orang tua terhdapa anak-anaknya atau peserta didik yang lain.

Namun, ke unggulan itu adalah dengan menjadikan setiap sekolah menanamkan nilai ketauhidan yakni sekolah yang berbasis ke tauhidan. Ke unggulan sekolah tauhid ke timbang sekolah umum adalah, jiak sekolah umum yang di utamakan pendidikan umum, walaupu  ada pelajaran agama itupun hanya sebentar saja, beda dengan pendidikan yang berbasisi tauhid.

Pendidikan yang berbasisi ketauhidan yang lebih di utamakan adalah menanamkan nilai-nilai ke baikan yakni degan mengarahkan dan menjauhi anak didik atau perserta didik dari kotoran  yang mengantarkn manusia kepada jelan neraka jahanam. Ke unggulan pendidkan tauhid adalah mampu mencetak manusia yang berdaya pikir yang cemerlang, aktif, kreaktif, mampu bersaing, aqidah terbentengi, selalu dekat pada Allah dan di dalam dirinya tertanam nilai-nilai qur’ani.

Mungkin ada sekolah-sekolah yang mulai menyadarinya namun terbentur oleh beberapa hal seperti kurangnya tenaga ahli di bidang pendidikan agama yang berbasis tauhid sehingga menghambat majunya pendidikan yang bertauhid, atau sekolah atau lembaga-lembaga yang mengelola pendidikan hanya sekedar mengejar kurikulum saja. Ini lah yang menjadi pertanyaan-pertanyaan yang kadang muncul dan kadang juga tenggelam.

Untuk membuktikan itu semua, perlu adanya bukti nyata yakni dengan mendirikan pendidikan khusus yang mengutamakan pendidikan berbasis tauhid atau  bekerja sama dengan DIKNAS agar merencanakan dan melaksanakan kurikulum pendidikan berbasis tauhid karena outputnya sudah tidak di ragukan kualitasnya.

BAB III
1.3 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Pada hakektnya pendidikan memberikan nilai pokok, diantaranya pendidikan sebagai nilai, pendidikan sarana dan prasarana dan pendidikan sebagai pengembangan. Pendidikan memiliki nilai yang sangat penting baik itu dalam pendidikan kurikulum umum maupun pendidikan yang berkurikulum ke pesantrenan.

Pendidikan menjadi suatu perubahan yang sangat menonjol pada masyarakat, karena pengaruh pendidikan menunjukan tingkat keberhasilan masyarakat mencapai visi dan misi demi cita-cita pembangunan dan pengembangan masyarakat pada tingkat kesejahteraan.

Pendidikn dapat di golongkan dalam tiga golongan diantaranya adalah pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Dalam permasalahanya, pendidikan sering bahkan nyaris tidak mampu mengantarkan anak didik atau peserta didik pada suatu budaya yang baik yang memiliki nilai atau norma masyarakat. Namun kadang para siswa menjadi problem masyarakat karena faktor pendorong yakni pendidikan sangat lemah. Lemahnya pendidikan itu ialah tidak menanamkan nilai-nilai dan norma kebaikan yakni menjauhi larangan Allah SWT.

Sesunggunhya pendidikan yang mampu mengantarkan manusia pada peradaban islam dan kesejahteraan dan tidak menimbulkan komplik adalah pendidika yang berbasis tauhid. Kerena di dalamnya mengandung unsur-unsur pendidikan umum dan mengandung kurikulum tauhid yakni pendidikan pengetahuan  umum dan ilmu pengetahuan aqidah.

Pendidikan tauhid juga sebagai pengimbang dan mensejahterakan antara pendidikan umum dengan pendidikan tauhid dengan tujuan pendidikan ketauhidan dapat menjauhi anak didik atau  peserta didik dari moral yang kurang baik, sehingga ahklak dan sifat anak selalu terjaga.
Dengan menyatukan pendidikan umum dengan pendidikan tauhid berarti menyatukan visi dan misi anak, dengan demikian ilmu umum dapat di dapat dan ilmu agamapun di dapat. Sebagai pondasi, pendidikan tauhid lah yang di nomor satukan baru pendidikan umum sebagai pendukung supaya anak didik dekat dengan Allah dan dekat juga dengan ilmu pengetahuan umum.

Latar belakang pendidikan yang lahir dari seorang nabi yang ummi mencontohkan betapa besarnya dan betapa pengaruhnya pendidikan tauhid yang dapat di terima masyarakat jahilayah pada jaman Rasulullah. Dengan hadirnya pendidikan tauhid dapat merubah tatanan budaya bangsa yang jahilayah di rubah menjadi bangsa yang beradab sehingga islam dapat hadir dengan kokoh dan di terima luas oleh seluruh manusia yang mengimaninya.

Tidak sedikitpun timbul pertantangan di dalam memahami makna dan arti dari pendidikan tauhid. Pendidikan tauhid adalah pendidikan yang mengajak manusia kepada jalan Allah dan selalu dekat pada Allah meninggalkan laranganya dan melaksanakan perintahnya. Apa tujuanya, tujuanya untuk kesejahteraan masayarkat agar tercipta kedamaian dan kesejahteraan.

Setelah itu baru hadirlah berbagai macam pendidikan yang bersifat umum. Namun, pendidikan ini tidak mementingkan tauhid yang di pentingkanya adalah pendidikan umum yang bersifat kedunian sehingga pendidikan ini lebih mengacu pada dunia tanpa memperhatikan aqidah dan sifat dan tingkah laku terdidik. Sehingga timbullah berbagai persi yakni pendidikan berbasis bisnis bukan pendidikan berbasisi tauhid.

Kekacauan, korupsi dan sering terjadi penyimpang di kalangan pemerintah adalah salah satu bukti lemahnya pendidikan tauhid yang di terimanya. Semua itu di lakukan demi kepentingan duniawi tanpa melihat aspek-aspek yang lain.` tidak salah jika dunia di kejar dan terus dikejar. Namun, apakah sudah melupakan utama apa tujuannya hadir di dunia, dan apakah perintah yang harus di laksanakan dan apa perintah yang harus di tinggalkan.

Jadi, pendidikan yang paling unggul dan yang paling harus di utamakan adalah pendidikan ketauhidan yang mengarah pada nilai-nilai ke tauhidan demi kepentingan pribadi, masyarakat, negara, bangsa dan masa depan.

Pendidikan ketuhidan menjadi rumus awal merubah kerangka berpikir, cara berpikir, cara berdaptasi, kemampuan menganalisa dan kemampuan menyelesikan masalah. Dengan mendahului pendidikan ketauhidan berarti mengutamakan aqidah dan menjadi pendidikan umum sebagai pendudukung ibarat duah buah sisi mata uang yang saling melengkapi dan saling mendukung.

Proses pendidikan yang berlangsung sama-sama memeliki tujuan yang sama, namun satu yang membedakanya, pendidikan umum mengacu pada dunia dan pendidikan tauhid mengarah pada akhirat. Jika pendidikan tauhid di laksanakan maka dunia juga di laksanakan. Pendidikan yang paling unggul dan paling mampu merubah tatanan kehidupan masyarakat adalah pendidikan yang mengutamakan pendidikan ketauhidan.

Arti pendidikan umum sebagai penegak hukum, menumbuhkan daya berpikir, mengangkat derajat dan sebagai sarana pembangunan masyarakat. Pendidikan yang terus menerus di lakukan merupakan kemampuan daya yang terus di asah demi meningkatkan kualitas dan kuantitas individu sebagai modal awal menumbuhkan kerangka berpikir yang mampu memecahkan masalah dan mampu beradaptasi di lingkungan internal maupun exsternal.
Budaya Modern
Semangkin maju perkembangan jaman menjadi tantangan berat bagi seorang anak dan orang tua, sehingga ke sulitan memilih pendidikan yang bermutu dan sekolah-sekolah yang mampu mengantarkan anak didik kepada ahklaq yang mulia dan menjaganya dari pengaruh jaman yang tidak berarti. Sehingga kebingungan dan bahaya curam mengancam anak didik dari pengaruh yang bersifat negatife.
Kotak ajaib menjadi contoh dan para artis menjadi vigur seorang anak dan qur’an menjadi tontonan. Inilah realita yang ada pada jaman sekarang sehingga tidak salah jika anak menjadi musuh dalam keluarga dan sulit di kendali. Jaman yang serba mudah menjadi faktor perubahan daya berpikir negatif anak didik, sehingga jika di bekali dengan ilmu pendidikan agama maka akan mudah terpengaruh pada sifat yang negatife seperi mengakses vidio forno di internet dan bergaul bebas pada lawan jenis.

Menajemen Pendidikan
Orang tua harus mampu menguasai situasi pendidikan dan jaman, sehingga tidak udah tertipu oleh jaman. Anti sipasi perlu dan selalu ikuti jaman namun selalu ikuti pendidikan agama dan selalu berbekal aqidah yang matang sehingga tidak mudah terpengaruh oleh budaya yang berbau negatif.

Memilih dan selalu mengutamakan pendidikan tauhid adalah cara mencapai kesuksesan dunia akhirat demi kesejahteraan bersama antara yang mendidik dengan yang di didik. Melalui berbagai cara agar di dalam jiwa seorang anak didik atau peserta didik dapat mengimplementasikan pendidikan tauhid kepada masyarakat dengan tidak bergaul bebas dan tidak mengakses vidio negatif sehingga tidak membuat ulah di lingkungan masyarakat.

2.                  Saran-saran
Seharusnya pendidikan menjadi penyelesai dari berbagai macam masalah. Masalah itu digolongkan permasalahan buta hurup, lemah daya berpikir dan proses berpikir. Tidak hanya itu, itu hanya sebagian kecil saja yang dapat di golongkan oleh penulis karena jika mau di bahas cukup panjang dan sangatpanjang.

 Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat tidak bisa di pisah karena pendidikan mampu merubah jaman dan merusak suatu zaman. Pendidikanlah sebagai penentu kemajuan suatu negara, sejauh mana rakyat berpikir sampai saat ini dan samapi di mana kemampuan rakyat menyelesaikan suatu masalah.
Sebagai penulis, hanya mampu memberikan saran-saran yang bersifat relatif kecil namun dengan ini InsyaAllah sangat besar manfaatnya jika di gunakan dan di terapkan dalam keluarga maupun dalam lingkungan masyarakat luas. Saran itu diantaranya:

1.      Sebagai orang tua harus mampu menguasai zaman, dengan tujuan agar tidak terseret dan tidak ketinggalan jaman. Apabila zaman telah di kuasai maka  sudah seharusnya berpikir memilih sekolah untuk anaknya agar memilih sekolah yang mampu menjaga aqidah sianak, sekolah yang bertauhid dan dapat mengantarkanya berpikir kreaktif dan inovatif, serta sekolah yang dapat mendukung kekreaktifan sianak sehingga potensi dirinya dapat di gali.

2.      Pendidikan menjadi ke butuhan, sudah sepantasnya sekolah-sekolah menerapkan pendidikan berbasisis tauhid, dengan di terapkanya pendidikan tauhid di harapkan mampu membuka kembali jendela berpikir. dengan demikian dapat menyusun kerangka berpikir yang optimal dan mampu melawan arus.
3.      Setiap lembaga pendidikan harus menerapkan sisitem kurikulum ketauhidan agar dapat membangun cara berpikir, sebagai pengembangan daya manusia, pendidikan sebagai pencegahan, pendidikan sebagai perbaikan dan pendidikan pengarahan.

4.      Membaca dan menulis selalu di kaitkan dengan pendidikan, karena keduanya saling mendukung dan saling bertopang. Maka sebagai warga yang sadar betapa pentingnya ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan pendidikan tauhid sudah sepantasnya mendirikan perpustakaan kecil dalam keluarga, masyarakat dan negara. Walaupun sedikit namun ada di mana-mana sehingga tidak sulit dicari dan mudah di jangkau.
5.      Tujuan pendidikan berbasis tauhid sangatlah besar dan besar cita-citanya diantaranya adalah, pendidikan sebagai nilai ahklaq,adap, aqidah dan kemulianya. Untuk mendukung semua itu di perlukan kerja keras dan keterampilan dalam berpikir yakni dengan meningkatkan kualitas guru dan para dosen.

6.      Kegagalan pendidikan, kegagalan pendidikan dapat di artikan sebagai ke tidak mampuan lembaga pendidikan mencetak dan melahirkan alumnusnya ke arah positif baik itu positif aqidahnya maupun positif gaya berpikirnya, sehingga bayak diantaranya mudah terpengaruhi oleh jaman. Dengan mudah terpengaruhi jaman maka sulit bahkan tidak memiliki sikap yang mengarah kepada hal-hal positip. Mengatasi hal-hal demikian lagi-lagi orang tua sebagai beangkeroknya, yaitu memilih pendidikan agama sebagai benteng hidup.

7.      Karena pengaruh pendidikan itu sangat besar, maka hal utama yang harus di miliki orang tua adalah visi pembangunan mental dan kecerahan masa depan.
8.      Untuk menciptakan bangsa yang yang berpendidikan dan terpelajar sudah seharusnya pemerintah bekerja sama bersama masyarakat mendirikan perpustakaan di setiap ibu kota, kota madya, kabupaten, kecamatan dan di perdesaan. Dari ibu kota sampai tingkat kabupaten menimal dua ratus perpustakaan, dari kecamamatan hingga desa menimal lima puluh perpustakaan. Ini semua mendukung minat membaca dan minat berkarya sehingga muncul inspirasi baru dan daya berpikir yang tinggi.

Kemampuan kinerja setiap lembaga pendidikan beragam macam, ada yang mampu dari kekuatan personil guru dan ada yang lemah dari personil guru. Sering terjadi penyimpang dalam pendidikan, penyimpangan itu adalah kelemahan dan kelemahan itu adalah faktor penyebab ke gagalan pendidikan.

Ada sekolah dengan anak didik berjumlah ratusan bahkan hampir seribu, namun guru yang mengajar sangat minim bahkan kurang tenaga pengajar karena faktor tertentu. Namun ada juga lembaga pendidikan yang jumlah peserta didik yang relatif sedikit, namun tenaga pengajar banyak. Atau ada juga lembaga pendidikan yang sering bolos baik dari muridnya maupun dari guru yang sering tidak masuk kelas.

Inilah yang menyebabkan kegagalan pendidikan. Ada juga sekolah-sekolah yang mementingkan umum saja tanpa memasuki kurikulum agama sehingga outpun yang keluar ke duniaan, namun ada juga lembaga yang mementingkan akhirati saja tanpa mengibangi dunia sehingga dunia di tinggalkan dan akhirnya terjadi ketimpangan. Ketimpangan itu mengakibatkan terjadinya tindak kriminal.

Oleh karena itu, perlu adanya penaganan dan pengawasan secara khusus dari setiap lembaga pendidikan supaya lebih memperhatikan lagi sejauh mana kinerja dalam kegiatan mengajar dan menghasilkan output yang handal sehingga tidak terjadi penyimpangan.

Salah satu metodenya adalah mengimbangi keduanya, pendidikan agama yaitu pendidikan tauhid lebih di utamakan dan di ikuti dengan pendidikan umum. Jadi keduanya seimbang dan tidak terjadi ketimpangan. Dunia dikuasai dan akhiratpun di kuasai. Inilah  manusia yang palingberuntung dan manusia yang terhindar dari nilai-nilai negatif sehingga tidak mudah di pengaruhi oleh kejahatan sosial.

Inilah yang di sebut dengan keberhasilan pendidikan yang berbasis tauhid apabila mampu menguasai dan mengimbangi dunia dan akhiratnya dengan pendidikan tauhid yaitu pendidikan pengesaan Allah.