Senin, 23 Januari 2012

OLEH KARDIANTO


STRATEGI MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN PUBLIK  MELALUI PEMBANGUNAN INSPRASTRUKTUR  KAMPUS HIDAYATULLAH


Pendahuluan 

Segala puji hanya untuk Allah yang mengatur roda kehidupan manusia dan yang memberikan hidayah dan hinayahnya sehingga saat ini umat islam masih exsis dalam menjalankan perintahnya. Itu semua karena nikmat yang tidak pernah luntur dan tidak pernah bosan – bosanya melimpahkanya kepada manusia.

Selawat beriring salam semoga semoga Allah limpahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah bersusah payah memperjuangkan kalimatullah sehingga sampai saat ini islam hadir di penjuru dunia sebagai agama yang membawa perubahan.

Permasalahan 
Pada masa orde lama yang di pimpin oleh presiden Soekarno Hatta, perekonomian Indonesia mengalami permasalahan besar karena terjadi perperangan. Kemudian orde lama di ganti dengan orde baru yang di pimpin oleh presiden Sueharto yang menjabat sebagai presiden selama 32 tahun. Salah satu yang melatar belakangi runtuhnya orde lama dan lahirnya orde baru adalah keadaan keamanan dalam negri yang tidak kondusif pada masa orde lama. Terlebih lagi karena adanya peristiwa pemberontakan G30S PKI. Hal ini menyebabkan presiden Soekarno memberikan mandat kepada Soeharto untuk melaksanakan kegiatan pengamanan di indonesia melalui surat perintah sebelas maret atau Supersemar.

Pada saat memanasnya gelombang aksi politik tersebut Indonesia dilanda krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997 sebagai pengaruh krisis moneter yang melanda wilayah Asia Tenggara. Harga-harga kebutuhan pokok dan bahan pangan membumbung tinggi dan daya beli rakyat rendah. Para pekerja di perusahaan banyak yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga semakin menambah pengangguran. Hal ini diperparah lagi dengan tindakan para konglomerat yang menyalahgunakan posisinya sebagai pelaku pembangunan ekonomi.

Selama pemerintahan presiden Soekarno Hatta hingga pemerintahan presiden  Sosilo Bambang  Yudiono ( SBY ) permasalahan terutama perekonomian indonesia belum bisa dikatakan membaik walupun sedikit kelihatan pembangunan.  Karena terjadi beberapa faktor seperti  korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang di lakukan oleh oknum pejabat yng tidak bertanggung jawab. Selain itu kas negara kebanyakan di keluarkan untuk menaggulangi bencana alam yang kerap terjadi antara tahun 2006 – 2011 sehingga pembangunan terhambat.

Ada apa dengan negara ini, Presiden Sosilo Bambang Yudiono tindak banyak berkata apa – apa  karena sulitnya utuk mengatasi problematika negara yang jumlah penduduknya  lebih dari dua ratus ribu jiwa. Belum lagi jalur ekspor antara Indonesia dengan beberapa negara khususnya Amerika serikat yang mengalami krisis moneter. Sehingga Indonesia terkena dampak khususnya pertanian Indonesia seperti karet dan sawit sebagai bahan ekspor terbesar Indonesia.

Belum lagi dari segi pelayanan pemerintah terhadap rakyat yang tidak adil, seperti rumah sakit yang hanya melayani pasien yang memiliki dana dan pasien yang  tidak memiliki dana maka di minta untuk mencari rumah sakit yang lain. Itu baru dari segi pelayanan kesehatan, ada lagi dari segi pelayanan aqidah.

Pemerintah akan menyulitkan umat beragama khususnya agama islam untuk mendirikan mesjid contohnya ketika suatu mesjid mengajukan proposal pembangunan mesjid maka dana untuk pasilitas beribadah tersebut sulit  sekali cair. Itu dari segi aqidah, belum lagi dari segi hukum, pemerinth menerapkan hukum pilih kasih.

Ada apa dengan Gayus tambunan sebagai mavia pajak yang di penjara bisa jalan – jalan di Bali menyaksikan pertandingan tenis kesukaanya. Dan ada apa dengan negara ini yang menerapkan hukum ancaman menimal lima tahun penjara gara – gara salah seorang anak di bawah umur dan masih dalam perlindungan anak tidak sengahja dalam menggunakan sandal milik oknum polisi.

Sudah adilkah negara ini dalam menerapkan hukum, ternyata negara yang di pimpin oleh Sosilo Bambang Yudiono  tidak melakukan sistem keadilan khususnya penegakan hukum. Dari segi kekayaan, berapa juta penduduk indonesia yang kaya dan berapa juta rakyat indonesia yang hidup di bawah kemiskinan. Walupun beberpa riset yang telah di lakukan oleh sejumlah mahasiswa tidak dapat menuntaskan kemiskinan.

Pemerintah tidak memiliki kekuatan untuk menuntaskan kemiskinan yang semangkin menigkat dari  tahun ketahun. Semua itu karena pemerintah yang di pimpin Sosilo Bambang yudiono belum memiliki riset yang tepat karena rendahnya tingkat pendidikan Indonesia. Semua itu karena faktor ketidak adilan pelayanan pemerintah dalam memerintah.

Sudah mampukah negara pancasila ini membangun khususnya daerah tertinggal  seperti Papua, Tentu jawabanya sangat nihil yaitu belum mampu. Dimana sistem kepemerintahan yang di terapkan di nagara ini khususnya di bidang pembangunan daerah tertinggal baik dari segi pasilitas jalan raya maupun perekonomianya belum merata. Lagi – lagi faktor tersebut karena ketidak adilan pemerintah dalam membagi dana pembangunan.

Hidayatullah Hadir untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Publik

Kini hadir pondok pesantren yang berdiri 33 km sebelah timur kota minyak Balikpapan pada 7 januari 1973. Pondok pesantren ini didirikan oleh seorang mujahid muda yang berjiwa pahlawan yang tidak takut ancaman apapun dari manusia, beliau adalah Ustadt Abdullah Sahid.

Beliau- lah pencetus pertama pembangunan pondok pesantren Hidayatullah yang berdiri gunung tebak balik papan kalimantan Timur. Pondok pesantren ini telah exsis di penjuru peloksosk Indonesia yakni 230 cabang, Pondok pesantren Hidayatullah juga berhasil mencatak ribuan kader yang berjiwa pahlawan dan semangat perjuangan yang tinggi untuk menjujung tinggi nilai agama dan bangsa agar negara ini diarahkan pada jalan yang lurus dan memiliki visi dan misi yakni peradaban.

Hidayatullah memiliki cita – cita besar yaitu membangun peradaban melalui organisasi, Hidayatullah juga mencoba memberikan sumbangan kepada pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di indonesia. Dengan berdirinya oragnisasi yang di pimpin oleh seorang Ustatd Abdurahman muhammad sebagi ketua umum dan dewan pimpinan pusat yang di pimpin oleh seorang doktor yakni  Dr. Abdul Mannan, MM. Beliau adalah kader pertama yang memiliki visi dan misi yang tangguh untuk memberikan distribusi terhadap negara republik Indonesia.

Tujuan utama berdirnya  Hidayatullah adalah menyelesaikan permasaaha umat dan menyelesaikan permasalahan bangsa. Selain itu Hidayatullah juga ikut partisifasi dalam menanggulangi bencana alam ( Team SAR Hidayatullah ), semua itu demi mewujudkan cita – cita pertama pendiri dan seluruh umat islam yang berada di penjuru dunia.

Indonesia adalah negara  moyoritas beragama islam, islam hadir di indonesia melalui perdagangan. Kehadiran islam sebagai solusi menyelesaikan problematika umat yang kini semangkin besar budaya barat merusak moral umat islam. Pelayanan yang di lakukan oleh beberapa kelompok umat islam yang tergabung dalam team da’wah adalah sebagai sarana dan prasarana bagi umat yang haus akan keadilan.
Oleh sebab itu Hidayatullah yang berdiri pada tahun 1973 ini, mempunyai cita – cita yang mulai yaitu sebagai pelayan umat bukan di layani umat dan juga untuk menyalurkan inspirasi umat yang belum terbangun. Membangun dan mengokohkan pondasi tauhid adalah strategi yang  pertama yang harus dimiliki oleh para pejuang kebenaran.

Dengan demikian maka pendiri pondok pesantren Hidayatullah memiliki ide bagaiman agar inspirasi masyarakat tersebut di tampung kemudian dapat di salurkan yakni dengan mendirikan organisasi yang di beri nama pondok pesantren Hidayatullah. Rasulullah adalah seorang pemimpin yang tidak pernah di layani oleh umatnya, namun dengan kebijakan dan kecerdasan spiritualnya beliau mengambil langkah sebagi pelayan bukan di layani.

Hidayatullah menjadikan  pelajaran yang berharga dari sikap rasulullah tersebut sebagi konsep pertama untuk menjadi pelayan yang baik dan beribawa.  Kehadiran pondok pesantren di negara pancasila dan kibaran merah putih adalah sebagai pelayan umat dan menyelasaikan problematika umat yang tidak pernah selesai. Oleh karena itu dengan pelayan tersebut hidayatullah dapat hadir di seluruh penjuru nusantara karena terbukti pelayanan yang di terima masyarakat baik dan tidak pernah terlambat.

Strategi yang di gunakan Hidayatullah yang di tawarkan kepada masyarakat adalah sisitem matika nuzulnya wahyu ( snw  ). Tawaran ini tidak pernah di tolak oleh masyarakat karena menawarkan juga melayani sehingga tingkat kepuasan masyarakat dapat terwujud. Dengan demikian inspirasi masyarakat dapat tersalurkan dan memberikan pembangun dan perubahan pada sistem yang masa kini sangat bertentangan dengan inspirasi umat.

Lantas apakah semua ini cukup sampai disini saja tanpa memberikan pelayanan yang lebih baik dari pada yang sebelumnya. Visi dan misi yang mulia ialah meberikan yang terbaik kepada seluruh umat agar tingkat kesejahteraan baik jasmani maupun rohani terpenuhi. Tentu Hidayatullah selalu mengembangkan sistem pelayanan yang lebih baik lagi untuk mencapai tujuan dan cita – cita yang sudah lama di idamkan yaitu keadilan.

Kesimpulan

Kualitas dan kuantitas bukanlah suatu pembangunan yang di katakan berhasil secara total litas, namun kualitas dan kuantitas yang  terbangun merupakan  keberhasilan yang adil. Tidak ada lagi tebang pilih dalam pembangunan dan tidak ada lagi kemiskinan, pelayanan yang tertunda dan pendidikan yang rendah.

Jadi, Hidayatullah merupakan oraganisasi yang di bentuk sebagai pengkaderan dari para pemuda dan akan di salurakan kepada masyarakat yang tidak mampu memberikan suara keadilan kepada pemerintah Indonesia. Dengan demikian pengkaderan adalah pendidikan mental dan moral umat agar dapat pencerahan mengenai hak asasi manusia.

Karena, rakyat mempunyai hak yaitu keadilan dan kesejahtraan dalam menjalankan perekonomian dan menjalankan roda perubahan. Pemerintah tidaka dapat berbuat banyak karena permerintah belum memiliki skil dan jiwa satria dalam mengerakan keadilan. Oleh sebab itu, Hidayatullah berperan penting untuk mengaambil alih posisi pemerintah yang di katakan belum mampu menumbuhkan pelayanan keadilan kepada rakyat.

Oleh karena itu, Hidayatullah saat ini sedang dalam proses mencetak kader – kadernya untuk mengambil alih posisi pemerintah yang dianggap paling strategis untuk mewujudkan cita – cita mulia dari umat untuk umat yaitu pemerintahan yang adil dan bermatabat.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar